Kompas TV regional peristiwa

Lampion Imlek di Solo Timbulkan Kerumunan, Gibran: Nanti Kami Evaluasi Lagi

Kompas.tv - 2 Februari 2022, 19:12 WIB
lampion-imlek-di-solo-timbulkan-kerumunan-gibran-nanti-kami-evaluasi-lagi
Ilustrasi - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan mengevaluasi keberadaan Lampion Imlek 2022 tersebut. (Sumber: Kompas TV/ Widi Nugroho)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Vyara Lestari

SOLO, KOMPAS.TV Lampion Imlek 2022 yang dipasang di kawasan Balai Kota Surakarta hingga depan Pasar Gede menimbulkan kerumunan masyarakat. Merespons hal ini, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan akan mengevaluasi keberadaan lampion Imlek tersebut.

"Ya nanti kami evaluasi lagi, nggih," katanya di Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/2/2022), dilansir dari Antara.

Gibran mengakui beberapa waktu terakhir ini jumlah kasus Covid-19 di Kota Solo mengalami kenaikan, termasuk varian baru, Omicron.

"Ya kan saya sudah bilang, pasti masuk (Omicron ke Solo, Red.). Antisipasi wae," katanya.

Lebih lanjut, terkait dengan wacana evaluasi keberadaan lampion tersebut, Ketua Panitia Imlek Bersama 2022 Surakarta Sumartono Hadinoto mengatakan, akan mengikuti arahan dari Pemkot Surakarta.

"Diperintahkan Pemkot, kami akan langsung menjalankan, misalnya dikurangi jam lampu atau ditambah, nyala sampai akhir bulan Februari atau tidak, maka kami siap melaksanakan," ujarnya.

Baca Juga: Tidak Akan Tutup Pusat Keramaian Imlek di Solo, Gibran: Ini Bawa Berkah untuk Semua

Sejauh ini, pihaknya terus melaporkan kondisi terkini kepada Pemkot Surakarta.

"Saya setiap hari selalu lapor ke Mas Wali (wali kota), wawali (wakil wali kota), sekda (sekretaris daerah). Semua tetap saya lapori. Begitu ada laporan masyarakat juga saya sampaikan ke Pak Wali," katanya.

Diketahui, untuk membatasi kegiatan hiburan Lampion Imlek yang dipasang di empat titik, yaitu, Kawasan Balai Kota-Pasar Gede, Kantor Radio Metta FM, dan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) hanya berlaku empat jam sejak 17.00-21.00 WIB.

Operasional penyalaan lampu tersebut, dijelaskan Sumartono Hadinoto, adalah untuk membatasi masyarakat agar tidak terlalu lama berkumpul di kawasan lampion.

"Ini salah satu cara untuk mengurangi kerumunan. Jadi durasinya yang dipersingkat, setelah lampu dimatikan masyarakat langsung diminta meninggalkan lokasi dan area lampion kami semprot eco enzim dari PMI," jelasnya.

Baca Juga: Begini Rekayasa Lalu Lintas Polresta Surakarta Selama Penyalaan Lampion Imlek di Kawasan Pasar Gede

 




Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x