Kompas TV olahraga kompas sport

Kiper Taufik Ramsyah Meninggal karena Benturan, APPI Sorot Kesiapan Medis Pertandingan

Kompas.tv - 22 Desember 2021, 17:14 WIB
kiper-taufik-ramsyah-meninggal-karena-benturan-appi-sorot-kesiapan-medis-pertandingan
Kiper Tornado FC Pekanbaru, Taufik Ramsyah meninggal dunia akibat benturan ketika bertanding. Kejadian ini membuat APPI meminta otoritas sepakbola lebih serius menegakkan standar medis di lapangan. (Sumber: Dokumentasi Tornado FC)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Meninggalnya Taufik Ramsyah, kiper Tornado FC Pekanbaru menambah panjang daftar tragedi sepakbola Indonesia. Kiper 20 tahun itu meninggal dunia pada Selasa (21/12/2021).

Nyawa Taufik tak tertolong usai kepalanya terbentur pemain lawan dalam perebutan bola. Insiden ini terjadi dalam partai Liga 3 Indonesia antara Tornado FC Pekanbaru vs Wahana FC.

Menanggapi kasus ini, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) pun memperingatkan PSSI dan otoritas terkait tentang kesiapan tenaga dan fasilitas medis selama pertandingan.

Kepala Medis APPI Donny Kurniawan meminta otoritas menegakkan standar medis demi keamanan pemain. Menurutnya, kecelakaan serius seperti benturan kepala rawan terjadi dalam pertandingan sepakbola dan perlu penanangan medis yang tanggap.

Baca Juga: Taufik Ramsyah Kiper Tornado FC Meninggal usai Perkuat Timnya

"Kejadian yang dialami Taufik Ramsyah kami harapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan liga, termasuk federasi, operator dan juga perangkat pertandingan," kata Donny dikutip Kompas.com.

"Mereka semua harus semakin menyadari pentingnya kelengkapan atas standar tenaga dan alat kesehatan di lapangan baik pada saat latihan maupun pertandingan berlangsung,” ujarnya.

Taufik bukanlah pesepakbola pertama yang meninggal akibat benturan di atas lapangan. Pada 2017 silam, kiper sekaligus kapten Persela Lamongan, Choirul Huda juga meninggal dunia.

Choirul Huda meninggal usai terjatuh karena berbenturan dengan rekannya sendiri dalam perebutan bola udara.

Sayangnya, empat tahun kemudian, ketanggapan medis Liga Indonesia masih menjadi sorotan. Pada November lalu, tim medis Persiraja Banda Aceh disebut salah memberikan pertolongan pertama pada pemain yang kolaps.

Kasus dokter gadungan Elwizan Aminudin juga menggegerkan sepakbola Indonesia akhir-akhir ini. Berbekal ijazah palsu, Elwizan bisa malang melintang sebagai tenaga medis di sejumlah klub dan Timnas Indonesia junior.

APPI pun berharap Taufik Ramsyah menjadi pesepakbola terakhir yang harus kehilangan nyawa karena bermain di Liga Indonesia. "APPI berharap agar kesehatan dan keselamatan selalu menjadi aspek utama yang dipentingkan dalam sepakbola," tulis rilis APPI.

Baca Juga: Kerasnya Liga 3 yang Sering Memakan Korban dan Deretan Pesepak Bola yang Meninggal di Lapangan

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x