Kompas TV regional agama

Sejarawan Berkumpul Bahas Penulisan Sejarah Gerakan Muhammadiyah, Ini 10 Rekomedasinya

Kompas.tv - 2 Desember 2021, 09:31 WIB
sejarawan-berkumpul-bahas-penulisan-sejarah-gerakan-muhammadiyah-ini-10-rekomedasinya
Kyai Haji Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. Para sejarawan pun berkumpul dalam kongres sejarawan Muhammadiyah untuk pertama kali dalam sejarah, hasilkan 10 rekomendasi untuk gerakan Muhammadiyah (Sumber: kemdikbud.go.id)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Fadhilah

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Para sejarawan yang berlatar belakang Muhammadiyah berkumpul dan merumuskan tentang gerakan Muhammadiyah dan penulisan sejarah di Yogyakarta pekan lalu. Pertemuan ini bertajuk ‘Kongres Sejarawan Muhammadiyah’ yang berlangsung selama Muhammadiyah3 hari sejak 28 November lalu.

Salah satu hal yang mengemuka adalah ada anggapan bahwa sejarah Muhammadiyah belum komprehensif dan kerap hilang, tidak tertulis dalam sejarah nasional.

Beberapa peneliti, termasuk sejarawan Kevin W. Foog asal University of North Carolina at Chapel Hill Amerika Serikat, menemukan sejumlah bukti terkait peranan ormas Muhammadiyah ternyata beberapa hilang dalam sejarah.

Bahkan, Sejarawan yang juga seorang Indonesianis kelahiran Inggris itu keheranan, bagaimana peranan Muhammadiyah yang begitu besar dalam sejarah pergerakan, bisa sedikit atau hilang dalam sejarah nasional Indonesia?

Baca Juga: Sejarawan Amerika Temukan Sejumlah Bukti, Peran Muhammadiyah Hilang dalam Sejarah Nasional

Salah satu sejarawan berlatar belakang Muhammadiyah dari UNY, Muhammad Yuanda Zara, menyebut bahwa salah satu yang membuat sejarah Muhammadiyah kerap tidak terkoneksi dengan sejarah Nasional adalah kurangnya penulisan sejarah-sejarah kecil organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan 109 tahun lalu. Padahal hal kecil ini berefek besar dalam sejarah Indonesia.

“Dalam penulisan sejarah  Muhammadiyah banyak sekali yang menyoroti tentang sejarah timbulnya Muhammadiyah, biasanya siapa pendirinya, susunan anggotanya, kegiatannya seperti apa, gagasan keagamaanya bagaimana, dan lain-lain, namun belum menyentuh sejarah kecil Muhammadiyah,” tuturnya Kongres Sejarawan Muhamadiyah di Aphitarium Universitas Ahmad Dahlan, sebagaimana dikutip KOMPAS.TV dari Situs Resmi Muhammadiyah.

Selain itu, soal gerakan Muhammadiyah yang kerap hanya terkait kronik sejarah hingga persoalan badan amal usaha juga tak luput dibahas.

Para sejarawan Muhammadiyah ini pun memberi rekomendasi 10 hasil pertemuan Kongres Sejarawan Muhammadiyah

Baca Juga: Pakar dari UNY Paparkan Contoh Muhammadiyah Seakan Hilang dalam Sejarah Nasional

Berikut 10 Rekomendasi Sejarawan Muhammadiyah

  1. Pentingnya mengembangkan tema dan pendekatan baru dalam penulisan sejarah Muhammadiyah yang keluar dari sekadar kronik organisasi.
  2. Amal Usaha Muhammadiyah khususnya perguruan tinggi diharapkan menjadi ujung tombak penjagaan sumber-sumber kajian berupa referensi dan arsip Muhammadiyah dengan membuka Muhammadiyah Corner di setiap perguruan tinggi Muhammadiyah.
  3. Mengajak para pimpinan persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah yang memiliki koleksi pustaka dan arsip Muhammadiyah agar membuka data koleksi kepada perguruan tinggi Muhammadiyah terdekat untuk didata dan berikutnya bisa diakses dengan seizin pemilik.
  4. Mendorong gerakan wakaf pustaka dan arsip Muhammadiyah kepada Museum Muhammadiyah atau Muhammadiyah Corner terdekat.
  5. Mengupayakan penulisan biografi tokoh Muhammadiyah lokal yang berpeluang diusulkan menjadi pahlawan nasional.
  6. Mendorong Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah mengusulkan mandat pendirian program studi ilmu sejarah/sejarah Islam dalam Muktamar Muhammadiyah ke-48 Tahun 2022 kepada perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah memiliki sumber daya yang cukup.
  7. Mendorong penyusunan Sejarah Nasional Muhammadiyah yang direncanakan disusun Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diharapkan menjadi rujukan otoritatif tentang sejarah Muhammadiyah sebagaimana diamanatkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan melibatkan Forum Sejarawan Muhammadiyah.
  8. Mendorong Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah menguatkan Forum Sejarawan Muhammadiyah dengan memberikan fasilitas dan komitmen pengembangan sejarah Muhammadiyah di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
  9. Mengajak wilayah, daerah, cabang, dan ranting menggerakkan penulisan sejarah lokal yang dapat dimanfaatkan untuk suplemen kurikulum mata pelajaran ISMUBA dan sejarah.
  10. Mendorong lahirnya amal usaha di bidang pariwisata yang memanfaatkan sejarah lokal Muhammadiyah untuk edukasi dan merawat memori kolektif sejarah secara menarik.


Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x