Kompas TV bisnis bumn

Kualitas Tangki Pertamina Penuhi Standar, Pakar Petir ITB Sebut Petir Tropis Memang Sangat Kuat

Kompas.tv - 16 November 2021, 11:11 WIB
kualitas-tangki-pertamina-penuhi-standar-pakar-petir-itb-sebut-petir-tropis-memang-sangat-kuat
Beberapa anak melihat kepulan asap hitam dari tangki 36 T 102 yang terbakar di Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (14/11/2021). (Sumber: Kompas.TV/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah kalangan terus menyoroti kasus kebakaran kilang milik PT Pertamina. Salah satunya yakni, Pakar petir Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Reynaldo Zoro yang menyatakan kualitas tangki milik Pertamina memenuhi berbagai standar termasuk standar dari National Fire Protection Association (NFPA).

Mengingat, kebakaran yang terjadi berasal dari satu di antara tangki penyimpanan Pertalite di kilang refinery unit atau RU IV Cilacap, Jawa Tengah. Tepatnya, berada di tangki 36T102 yang mempunyai volumr 31 ribu hingga 39 ribu kiloliter dengan level 15,9-20 meter sekira pukul 19.15 WIB, Sabtu (13/11/2021). 

"Iya, kualitas tangki sangat bagus, telah memenuhi berbagai standar, termasuk standar NFPA. Tetapi petir tropis memang sangat kuat. Apabila menyambar tangki, bisa membuat meleleh, bisa berlubang,” ujarnya yang juga Kepala Pusat Penelitian Petir, Lightning Research Center (LRC), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI)- ITB melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (16/11/2021).

Selain kualitas tangki yang sudah memenuhi syarat, menurut Zoro, sebenarnya kilang-kilang Pertamina juga dilengkapi dengan teknologi Free Standing Mast (FSM) dan Extended Mast Terminal (EMT) pada struktur yang berfungsi sebagai sistem penangkal petir.

Bahkan, teknologi proteksi petir seperti FSM dan EMT tersebut juga terdapat pada kilang Cilacap, tetapi memang terdapat sebagian tangki yang belum memakai teknologi tersebut.

Baca Juga: Curiga Ada Sabotase di Kebakaran Tangki, PDIP Usul Pertamina TWK Seluruh Pegawai

"Malah di Cilacap, di kilangnya juga sudah dipasang. Di sana sudah lebih dari 17 kali sambaran. Jadi kalau gak pakai teknologi itu, coba dibayangkan apa yang terjadi,” terangnya.

Pernyataan yang diungkapkan Zoro ini sekaligus menanggapi adanya dugaan petir sebagai penyebab kebakaran tersebut yang disampaikan penyidik Polda Jawa Tengah yang didasarkan atas keterangan saksi dan petunjuk dari CCTV.

Karakter petir tropis

Lebih jauh, Zoro menjelaskan, karakteristik petir di wilayah tropis memang berbeda dibandingkan subtropis. Petir subtropis lebih kecil, pendek, dan impulsnya lebih sedikit. Sedangkan, ekor petir tropis lebih panjang, lebih tinggi, lebih curam, sehingga muatannya lebih banyak.

“Petir tropis memiliki sambaran tinggi, amplitudo besar, gelombang sangat curam, impulse force-nya bisa menghancurkan, dan muatan arus petir jauh lebih besar,” katanya.

Karena karakteristik petir tropis yang luar biasa itulah, maka kasus kebakaran kilang akibat petir juga bukan hanya terjadi di Indonesia. Di luar negeri, terutama di wilayah tropis, peristiwa serupa juga kerap terjadi, salah satu yang paling sering terbakar akibat petir adalah kilang di Malaysia. Karena kondisinya mirip Indonesia.

Sebelumnya, BMKG juga menyampaikan peringatan dini bahwa pada saat tangki terbakar, hujan lebat disertai petir akan melanda Cilacap. Kondisi serupa, juga disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Wijonardi.

Baca Juga: Anggota DPR Sebut Pertamina Sepelekan Perawatan Kilang Minyak Cilacap hingga Kembali Terbakar

 



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x