Kompas TV nasional peristiwa

Gakeslab Mengaku Tidak Dilibatkan dalam Pembahasan HET Tes PCR

Kompas.tv - 14 November 2021, 22:39 WIB
gakeslab-mengaku-tidak-dilibatkan-dalam-pembahasan-het-tes-pcr
Gakeslab mengaku tidak dilibatkan oleh pemerintah dalam pembahasan dua kali penurunan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pihak Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab) mengaku tidak dilibatkan dalam pembahasan dua kali penurunan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gakeslab Randy H Teguh mengatakan, pihaknya hanya dilibatkan saat penetapan harga eceran tertinggi (HET) menjadi Rp900 ribu.

“Pernah dipanggil tapi pada saat Oktober-November 2020, waktu harga Rp900 ribu, pada waktu penentuan yang Rp495 ribu dan Rp375 ribu ini kami tidak dilibatkan,” ucapnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (14/11/2021).

Menurutnya, saat pemerintah menetapkan HET tes PCR sebesar Rp495 ribu, pihaknya sudah menyampaikan ketidakpuasan, tetapi tidak ada respons dari pemerintah.

Baca Juga: Gakeslab Sebut 20 Persen Laboratorium Penyedia Tes PCR Tutup Akibat Pemberlakuan Satu Harga

“Pada saat Juli-Agustus yang Rp495 ribu, kami sudah bertemu langsung dengan Prof Kadir dari Direktorat Jenderal Fasyankes Kemenkes, tapi tidak ada respons,” lanjutnya.

Pihaknya juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pihak Kantor Staf Presiden, bahkan telah memberikan masukan secara tertulis mengenai hal-hal yang terkait dengan teknologi layanan PCR.

Penetapan tarif tes PCR disebutnya memberatkan, dalam artian bahwa saat ini memang banyak laboratorium berteknologi terbaru, yang terpaksa tutup karena harga reagennya lebih mahal.

“Tetapi, kita tidak menentang harga Rp275 ribu. Bahkan kalau harga bisa Rp100 ribu pun kita sangat dukung karena untuk masyarakat.”

Mengenai data bahwa jumlah pelaksanaan tes PCR yang tidak menurun, menurutnya, hal itu tidak ada kaitannya dengan jumlah laboratorium penyedia layanan tes PCR yang tutup.

“Itu tidak ada hubungannya dengan jumlah lab yang tutup atau tidak melayani. Kalau ada lab tutup, masyarakat tentu akan lari ke tempat yang lain,” tegasnya.

Dia melanjutkan, jumlah tes PCR yang tidak menurun juga harus melihat apakah itu tes yang menggunakan program gratis atau yang mandiri.

Sementara, Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo, yang juga menjadi narasumber dalam acara itu, mengatakan, pilihan semacam itulah sebenarnya yang diharapkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Gakeslab Sebut Harga Reagen PCR Sudah Mulai Terjangkau

“Jadi masyarakat memiliki akses lab mana yang harganya terjangkau oleh masyarakat. Sehingga kalau ada lab yang harganya di atas Harga Eceran Tertinggi, dia bisa pergi ke lab yang memang sudah lebih efisien dan bisa memberikan pelayanan dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat,” ucapnya.

Laboratorium yang kurang efisien, disebutnya, harus melakukan efisiensi dan inovasi.

Dia juga menjelaskan, maksud arahan Presiden untuk menurunkan harga tes PCR, yakni memastikan harga itu terjangkau untuk masyarakat.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x