Kompas TV internasional kompas dunia

Kapal Ilegal Indonesia Dihancurkan Australia, Ratusan Kilogram Tangkapan Hasil Laut Disita

Kompas.tv - 8 November 2021, 08:23 WIB
kapal-ilegal-indonesia-dihancurkan-australia-ratusan-kilogram-tangkapan-hasil-laut-disita
Tiga kapal ilegal termasuk dari Indonesia dibakar oleh otoritas Australia setelah memasuki wilayah negara tersebut tanpa izin. (Sumber: ABC)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

PERTH, KOMPAS.TV - Otoritas Australia membakar kapal ilegal Indonesia yang berada di perairan utara Australia.

Pihak otoritas juga menyita ratusan kilogram tangkapan hasil laut dan peralatan memancing,

Petugas Perbatasan Australia (ABF) telah merilis sebuah kapal kecil penuh warna dibakar di tengah laut, dalam operasi tiga hari di Taman Laut Rowley Shoals di lepas pantai utara Australia Barat.

Aksi tersebut dilakukan setelah operator wisata lokal menyalakan alarm adanya lebih dari 10 kapal negara asing di negara itu.

Baca Juga: Bertengkar karena Istana Mainan Dicuri, Perempuan Ini Tembak Mati Tetangganya

Mereka mengungkapkan ketakutan adanya pembajakan dalam perjalanan wisata.

Kepala Komando Perbatasan Maritim Australia Laksamana Muda Mark Hill, mengatakan tiga kapal dihancurka, dan 13 kapal lainnya dibawa keluar dari perairan negara itu.

“Kami menjalani akhir pekan yang sibuk, dan telah menghadapi 16 kapal pemancing ilegal, dan mersepons bersama dengan badan perikanan Australia Barat,” tuturnya dikutip dari ABC.

“Ini menunjukkan tekad kami melawan penangkapan ikan ilegal, tidak hanya di daerah Rowley Shoals, tetapi juga di seluruh bagian utara negara ini,” ujarnya.

Peralatan memancing dikeluarkan dari kapal tersebut sebelum dibawa ke perairan Australia.

Selain itu 630 kg teripang, atau timun laut juga telah disita dari kapal tersebut.

Baca Juga: AS Luncurkan Kapal Perang Baru, Dinamai Berdasakan Pemimpin Aktivis Hak Homoseksual

Laksamana Hill mengatakan nelayan Indonesia yang kapalnya dihancurkan terlihat tak terkejut dengan pencegatan itu.

“Mereka terbiasa dengan itu, karena sayangnya kami melihat sejumlah residivis,” kata Hill.

“Pada umumnya, para nelayan cukup patuh. Mereka tidak agresif, dan melakukan apa yang kami minta,” ujarnya.

Ia menambahgkan tak satu pun dari nelayan itu yang ditahan atau diadili.



Sumber : ABC


BERITA LAINNYA



Close Ads x