Kompas TV nasional peristiwa

Kecurangan Seleksi CASN Diduga Karena Diretas, Ini Penjelasan Kemenpan-RB

Kompas.tv - 7 November 2021, 11:10 WIB
kecurangan-seleksi-casn-diduga-karena-diretas-ini-penjelasan-kemenpan-rb
Terkait dugaan peretasan sistem seleksi ASN, Kemenpan-RB tidak memungkiri, pasalnya semakin canggih suatu sistem maka semakin canggih juga upaya-upaya untuk melakukan cracking terhadap sistem tersebut. (Sumber: kanwilkumham sulsel)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV — Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) mengatakan terlalu dini apabila kecurangan dalam seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) disebabkan karena adanya peretasan.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Alex Denni mengungkapkan hal tersebut terjadi diduga karena adanya oknum yang melakukan intervensi di titik lokasi (tilok) seleksi CASN.

“Iya saya katakan terlalu dini untuk menyampaikan informasinya. tapi memang dugaan sementara ada oknum oknum yang secara fisik melakukan intervensi,” ungkap Alex Denni dalam program Sapa Indonesia Akhir Pekan KOMPAS TV, Minggu (7/11/2021).

Lebih lanjut, Alex menjelaskan bahwa hingga kini pihaknya masih memastikan penyebab terjadinya kecurangan dengan melakukan investigasi.

Terlebih, kecurangan masih tetap terjadi meskipun pihaknya telah menerapkan prosedur sterilisasi komputer tes seleksi CASN dengan mengeceknya satu per satu tiap tiga hari sekali.

“Karena sebetulnya komputer di titik lokasi ini kan, tiga hari sebelumnya harus sudah di steril dan kemudian di cek satu per satu apakah ada yang aneh-aneh didalamnya atau tidak, begitu,” lanjutnya.

“Jadi prosedur itu dilakukan, tetapi toh masih ada kebocoran kebocoran. Dan ini yang lagi diinvestigasi,” sambungnya.

Baca Juga: Kemenpan-RB: Kecurangan Seleksi CASN di Makassar dan Lampung Masih Dalam Tahap Investigasi

Tak hanya itu, Alex juga menerangkan soal sistem Computer Assisted Test (CAT) yang menjadi transformasi untuk meminimalisir potensi kecurangan. Terlebih, sistem ini selalu dievaluasi dan diperbaiki tiap tahunnya sejak pertama kali massif digunakan pada tahun 2017.

Padahal di tahun-tahun sebelumnya, kecurangan jauh lebih besar terjadi karena dikerjakan secara manual dan sulit diidentifikasi.

Menurut Alex hal itu tentu berbeda dengan sistem seleksi ASN yang kini sudah dilakukan secara online.

“Jadi bisa dibayangkan sebelum penerapan CAT ini, potensi kecurangan tentu jauh lebih besar karena dikerjakan secara manual dan sulit sekali diidentifikasi,” terangnya.

“Mulai dari pendaftarannya, seleksinya bahkan jokinya itu sangat sulit diidentifikasi jadi dengan adanya CAT sebetulnya itu potensi kecurangan sangat-sangat bisa kita kurangi.”

Terkait dugaan peretasan sistem seleksi ASN, pihaknya tidak memungkiri, pasalnya semakin canggih suatu sistem maka semakin canggih juga upaya-upaya untuk melakukan cracking terhadap sistem tersebut.

Kendati demikian, pihaknya sejak pertama kali sistem CAT dibuat sudah menyiapkan antisipasi kecurangan dengan melakukan evaluasi dan perbaikan secara terus menerus.

“Tetapi, tadi yang seperti saya katakan secanggih-canggihnya sistem selalu saja ada, selama ada niatan jelek di situ. Selalu ada aja upaya untuk melakukan terobosan terobosan kepada sistem,” tegas Alex.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi dan perbaikan sistem CAT, meliputi Menpan RB selaku pengarah, BKN sebagai pelaksana seleksi CASN, lalu ada tim pengawas dari BPKP.

“Selain itu, ada tim audit teknologi dari BPPT. Lalu ada tim keamanan teknologi yaitu Cyber Security dari BSSN, ada tim policy issurance jadi setiap tahun tim ini bekerja lalu melakukan perbaikan-perbaikan,” pungkasnya.

Baca Juga: Viral Tes Seleksi CASN di Buol Bisa Remote Access, Tjahjo Kumolo: Kecurangan Ini Harus Diusut



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x