Kompas TV internasional kompas dunia

PBB: Tahun 2030 Separuh Populasi Dunia Akan Terkena Banjir, Badai dan Tsunami

Kompas.tv - 5 November 2021, 09:56 WIB
pbb-tahun-2030-separuh-populasi-dunia-akan-terkena-banjir-badai-dan-tsunami
Seorang gadis berdiri di depan rumahnya yang hancur diterjang tsunami. Pada tahun 2030, PBB memperkirakan 50 persen dari populasi dunia yang tinggal di daerah pesisir akan terkena banjir, badai dan tsunami. (Sumber: UNICEF/ Arimacs Wilander)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

NEW YORK, KOMPAS.TV - Pada tahun 2030, diperkirakan 50 persen dari populasi dunia yang tinggal di daerah pesisir akan terkena banjir, badai dan tsunami.

Itulah sebabnya PBB memilih peningkatan kerja sama internasional untuk negara-negara berkembang, sebagai tema Hari Peduli Tsunami Sedunia tahun ini.

Dalam pesan yang menandai Hari Peduli Tsunami Sedunia, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres meminta semua negara, badan internasional, dan masyarakat sipil, untuk meningkatkan pemahaman tentang ancaman bahaya dan berbagi pendekatan inovatif untuk mengurangi risiko bencana.

“Kita dapat membangun kemajuan yang dapat dicapai – mulai dari menjangkau komunitas yang terpapar tsunami di seluruh dunia, hingga dimasukkannya Program Tsunami dalam UN Decade of Ocean Science for Sustainable Development”, kata António Guterres seperti dikutip dalam website PBB.

Baca Juga: BMKG Ungkap Pontensi Gempa hingga 8,7 Magnitudo di Purworejo, Bisa Picu Tsunami Dahsyat

Sekjen PBB memperingatkan bahwa risiko bencana tetap besar di masa yang akan datang.

“Naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh darurat iklim akan semakin memperburuk daya rusak tsunami. Kita harus membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat di atas rata-rata pra-industri dan berinvestasi dalam skala besar dalam ketahanan masyarakat pesisir,” ujarnya.

Urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan pariwisata di daerah rawan tsunami, juga menempatkan lebih banyak orang dalam bahaya.

Baca Juga: KM Liberty 1 Tenggelam Dihantam Badai, 9 Awak Kapal Masih Dalam Pencarian

Bagi Guterres, ilmu pengetahuan, kerja sama internasional, kesiapsiagaan, dan tindakan dini harus menjadi prioritas dari semua upaya untuk menjaga masyarakat dari bencana.

“Meningkatkan dukungan ke negara-negara berkembang dan meningkatkan deteksi dan peringatan dini sangat penting. Dalam menghadapi krisis global yang semakin kompleks, kita harus lebih siap," ujarnya.

Tsunami adalah peristiwa langka tetapi bisa sangat mematikan. Dalam 100 tahun terakhir, terjadi 58 tsunami yang merenggut lebih dari 260.000 jiwa, atau rata-rata 4.600 jiwa per bencana. Jumlah korban jiwa ini lebih banyak dari bencana alam lainnya.

Jumlah kematian tertinggi terjadi pada tsunami Samudra Hindia yang terjadi pada Desember 2004, yang menyebabkan sekitar 227.000 kematian di 14 negara. Indonesia, Sri Lanka, India dan Thailand adalah negara-negara yang paling terpukul akibat tsunami Desember 2004.



Sumber : Perserikatan Bangsa Bangsa


BERITA LAINNYA



Close Ads x