Kompas TV internasional kompas dunia

Di KTT G20, Biden Sebut Rusia, China dan Saudi Tak Lakukan Banyak Hal untuk Perubahan Iklim

Kompas.tv - 1 November 2021, 06:51 WIB
di-ktt-g20-biden-sebut-rusia-china-dan-saudi-tak-lakukan-banyak-hal-untuk-perubahan-iklim
Presiden AS Joe Biden menyebut China, Rusia dan Arab Saudi tak melakukan banyak hal untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

ROMA, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Rusia, China dan Arab Saudi tak lakukan banyak banyak hal terkait ancaman perubahan iklim.

Hal itu diungkapkan Biden pada hari terakhir pertemuan KTT G20 di Roma, Minggu (31/10/2021).

Pada pertemuan KTTG20, Biden secara keseluruhan mendapatkan hasil dari upayanya.

Mengenai perubahan iklim ia memiliki 900 miliar dolar AS atau setara Rp12.794 triliun yang direncanakan untuk energi yang terbarukan.

Baca Juga: Sadis, Pria Ini Ditanduk Banteng Berkali-kali saat Festival di Spanyol

Kongres AS dikabarkan akan melakukan voting terkait hal ini pada pekan mendatang.

Pada rantai pasokan, ia memiliki rencana untuk membuat pelabuhan berjalan lebih baik dan menekan inflasi.

Untuk pekerja, ia membangun ekonomi dengan kenaikan gaji.

Sedangkan dari diplomasi, para pemimpin dunia kini banyak yang mempercayainya.

Namun, ia mengakui gagal membawa Rusia, China dan Arab Saudi untuk ke meja perundingan dengan komunitas internasional yang lebih luas untuk membatasi emisi karbon, dan beralih ke energi terbarukan.

Biden pun mengatakan bahwa kemajuan yang dicapai di KTT Roma berasal dari interaksi langsung dengan para pemimpin negara lainnya.

“Kami telah membuat kemajuan yang signifikan dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan,” tuturnya dikutip Associated Press.

Baca Juga: Macron: PM Australia Scott Morrison Berbohong

“Namun itu mengharuskan kami untuk melanjutkan fokus atas yang Rusia, China dan Arab Saudi tidak lakukan,” katanya.

Biden pun meninggalkan KTT G-20 dengan komitmen dari para pemimpin lainnya mengenai pajak minimum global.

Hal itu akan mempersulit perusahaan besar menghindari pajak, dengan menetapkan keuntungan mereka ke negara-negara dengan tarif pajak rendah.

Selain itu, ia juga menambal perbedaan dengan Uni Eropa mengenai tarif, serta memperbaiki hubungan dengan Prancis terkait penjualan kapal selam bertenaga nuklir ke Australia.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x