Kompas TV nasional peristiwa

Tegaskan Sistem Rekrutmen Ketat, Kementerian BUMN: Penganut Anti Pancasila Tak Mungkin Lolos

Kompas.tv - 15 September 2021, 11:52 WIB
tegaskan-sistem-rekrutmen-ketat-kementerian-bumn-penganut-anti-pancasila-tak-mungkin-lolos
Beberapa pegawai tengah melintas di depan Kantor Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta Pusat (Sumber: Dokumentasi Kementrian BUMN)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Komunikasi Arya Sinulingga menegaskan sistem rekrutmen yang diterapkannya di lingkungan BUMN sangat ketat dan selalu diperbarui.

Oleh karena itu orang-orang yang memiliki ideologi anti-Pancasila hingga berpaham terorisme tak bisa tembus seleksi karyawan.

“Soal rekrutmen, kita selalu memperbaharui dan memang kita ketat untuk soal itu (ideologi anti-Pancasila atau terorisme),” ujarnya seperti diberitakan Tribunnews, Rabu (15/09/2021).

Untuk diketahui Kementerian BUMN memiliki program bernama AKHLAK yang bernilai penerapan kode etik dan kode perilaku yang diterapkan di kementerian.

Baca Juga: Kimia Farma Akui Karyawannya Ditangkap dalam Kasus Dugaan Terorisme Jaringan JI

“Sekarang kita juga mendorong betul apa yang dikatakan Pak Erick Thohir dalam program AKHLAK. Supaya bisa mengikis paham radikal di Kimia Farma atau di BUMN,” kata Arya.

AKHLAK adalah singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai yang dipegang oleh karyawan dan perusahaan di BUMN dalam melayani masyarakat.

Diberitakan sebelumnya pegawai lama Kimia Farma berinisial S alias MT diduga terlibat dalam kelompok jaringan Jemaah Islamiyah (JI).

Kabar yang kemudian mencuat ke publik itu membuat banyak pihak bertanya terkait sistem rekrutmen di lingkungan BUMN.

Arya melanjutkan pihaknya juga bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mengikis paham radikal.

Baca Juga: Respon Kementerian BUMN Soal Oknum Karyawan Kimia Farma Terlibat Terorisme

“Juga bekerjasama dengan BNPT,” uapnya.

Terkait S alias MT, Arya menjelaskan pihaknya tak mempermasalahkan soal perekrutannya dan menduga S alias MT terpapar sesudah menjadi karyawan.

“Ini kan karyawan Kimia Farma sudah lama juga. Jadi yang kita tau bukan soal perekrutannya, tapi ini mungkin terpapar (setelah sudah menjadi karyawan) dan ini proses sepertinya sudah lama juga,” kata Arya.



Sumber : Kompas TV/Tribunnews


BERITA LAINNYA



Close Ads x