Kompas TV internasional kompas dunia

Rektor UIN Sebut Taliban Mulai Moderat terhadap Perempuan, Pengamat: Itu Omong Kosong

Kompas.tv - 19 Agustus 2021, 22:39 WIB
rektor-uin-sebut-taliban-mulai-moderat-terhadap-perempuan-pengamat-itu-omong-kosong
Profesor Amani Lubis, Rektor Syarif Hidayatullah dan Dhyana Paramita, pengamat serta mantan staf PBB di Afghanistan memiliki pandangan berbeda mengenai perlakuan Taliban terhadap perempuan saat ini. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kembalinya Taliban menguasai Afghanistan menjadi ketakutan tersendiri bagi perempuan Afghanistan.

Bukan rahasia milisi bersenjata tersebut kerap menindas perempuan ketika mereka berkuasa pada 1996-2001.

Meski begitu, Taliban kini berjanji menghormati hak-hak perempuan dan akan memperbolehkan bagi perempuan untuk sekolah dan bekerja.

Rektor UIN Syariff Hidayatullah Prof Amany Lubis melihat Taliban mulai moderat terhadap perempuan.

Baca Juga: Sabar Jadi Strategi Taliban Kembali Berkuasa di Afghanistan

“Dalam tiga hari ini sudah ada janji dari Taliban untuk memberikan kerja terhadap perempuan, dan yang bersekolah tetap bersekolah,” ujarnya pada program ROSI di Kompas TV, Kamis (19/8/2021).

Amany mengungkapkan dalam pertemuan dengan sejumlah perempuan Afghanistan saat kunjungannya ke Kabul, ia juga bertemu dengan perempuan Taliban.

Ia mengatakan mereka sangat mementingkan masalah kesehatan masyarakat dan juga memiliki pendidikan dari Al-Azhar.

“Ketika kami bertemu mereka perempuan modern, jadi saya melihat secercah harapan ke depannya, perempuan akan bangkit dengan sendirinya,” tutur Amany.

Namun, pengamat yang juga mantan staf PBB di Afghanistan Dhyana Paramita menegaskan janji Taliban itu hanya omong kosong.

Baca Juga: Wartawan Afghanistan yang Mengungsi ke Indonesia: Semoga Taliban Pegang Janji untuk Berubah

“Bagi saya itu hanya untuk memperlihatkan seolah-olah mereka sudah terbuka dan moderat,” tambah Dhyana.

Ia pun mengungkapkan perempuan-perempuan Taliban adalah pihak yang membantu Taliban pria untuk menyiksa perempuan (yang melanggar).

Dhyana juga menegaskan kedatangan Taliban akan membuat akses pendidikan dan komunikasi tertutup.

Ia menegaskan keras tanpa akses-akses tersebut perempuan Afghanistan akan mengalami kehancuran.

 

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x