Kompas TV internasional kompas dunia

House of One: Rumah Ibadah Multi-Agama Sekaligus Simbol Toleransi di Berlin

Kompas.tv - 29 Mei 2021, 22:12 WIB
house-of-one-rumah-ibadah-multi-agama-sekaligus-simbol-toleransi-di-berlin
Pastor Gregor Hohberg, Rabbi Andreas Nachama dan Imam Kadir Sanci saat upacara peletakan batu pertama gedung multi-agama House Of One, Berlin, Jerman, 27 Mei 2021 (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Hariyanto Kurniawan

BERLIN, KOMPAS.TV - Imam Muslim, Yahudi dan Kristen meletakkan batu pertama untuk pembangunan sebuah tempat ibadah bersama di Berlin, Jerman.

Mereka mendirikan bangunan yang dinamai 'House Of One' sebagai simbol kerukunan antaragama. Ide membuat bangunan multi-agama itu sudah tertanam 10 tahun.

Namun, kini berangsur menjadi kenyataan setelah para pemimpin umat Kristen, Yahudi, dan Muslim meletakkan batu fondasi pembangunannya pada Kamis (27/5/2021).

Pastor Gregor Hohberg, salah seorang yang memimpin prakarsa itu mengatakan, House of One adalah rumah perdamaian di mana umat Yahudi, Kristen, Muslim, orang-orang dari agama lain, bahkan mereka yang tidak beragama.

'House of One' adalah tempat bertemu dan berdialog semua golongan.

Baca Juga: Lirik Lagunya Dianggap Tidak Menghormati Umat Beragama, Jay Park Angkat Bicara

Pastor Gregor Hohberg juga mengatakan, kehadiran 'House of One' menjadi sangat penting mengingat apa yang terjadi di Jerman dan dunia saat ini.

Di negara itu, katanya, sentimen anti-Yahudi dan Islamofobia meningkat, sementara sengketa Israel dan Palestina menimbulkan berbagai aksi protes di Berlin.

"Penting untuk selalu mencoba memahami bagaimana orang lain memandang sesuatu dengan memperhitungkan dari mana asalnya atau agama apa yang diyakininya," kata Hohberg.

"Masyarakat mendapat untung jika ada dialog. Dan itulah yang kami lakukan di sini," katanya dilansir dari The Guardian.

Meski belum memiliki bangunan fisik, para pendukung House of One sudah memiliki ikatan yang kuat. Mereka telah beberapa kali berkumpul, baik dalam suasana suka maupun duka, seperti pasca penyerangan terhadap Muslim di Selandia Baru, Kristen di Sri Lanka, serta Yahudi di AS dan Jerman.

"Kami telah menjadi teman. Kami telah memastikan bahwa seorang imam, dan pastor bisa berdiri bahu-membahu," kata Örs.

Baca Juga: Warga Berlin Jerman Demo Protes Kenaikan Harga Sewa Permukiman



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x