Kompas TV nasional politik

Gaduh-gaduh Kader Banteng Antara Puan dan Ganjar

Kompas.tv - 25 Mei 2021, 11:39 WIB
Penulis : Reny Mardika

KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi terkait dirinya yang tak diundang dalam temu kader PDI-P Jateng yang dihadiri Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Tengah tidak banyak komentar.

Ia hanya mengatakan sebagai orang Jawa menghormati jika tidak diundang.

Sementara itu masalah medsos, dirinya sudah lama menggunakan media itu.

Ketegangan berawal dari tidak diundangnya ganjar di acara PDIP di Semarang dan pernyataan Puan tentang pemimpin seharusnya ada di lapangan bukan di medsos.

Publik pun menyoroti situasi ini sebagai sindiran untuk Ganjar Pranowo yang memang aktif di media sosial.

Saat jadi sorotan, ganjar unggah video makan mi instan.

Ganjar bahkan mengunggah dirinya tengah akan mi instan di akun media sosialnya, saat publik ramai membicarakan dugaan adanya ketegangan antara puan maharani dan dirinya.

Sementara Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menilai ada kemungkinan polemik terbuka antara ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terkait jelang pencalonan presiden 2024.

Menurut Qodari, di PDI Perjuangan harus ada komunikasi yang baik antara kader dan dewan pimpinan pusat partai.

Baik Puan maupun Ganjar memang berpeluang diusung PDIP di Pilpres 2024.

Puan adalah petinggi partai banteng, putri ketua umum Megawati.

Sementara Ganjar, kepala daerah yang kini rutin berseliweran di papan atas survei capres 2024.

Sejumlah analis politik menduga gaduh antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, merupakan riak politik menuju konstetasi pilpres 2024.

Bagaimana PDIP menyikapi riak politik antara Puan dan Ganjar?

Bagaimana sebaiknya partai politik memberi ruang bagi kader potensialnya menuju pilpres mendatang?

Simak pembahasannya bersama Politisi Senior PDIP, Effendi Simbolon, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan, dan Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x