Baru Muncul, Akun Komunikasi Baru Donald Trump di Twitter Langsung Diblokir

CALIFORNIA, KOMPAS.TV - Twitter kembali memblokir akun komunikasi baru Donald Trump yang digunakan untuk membagikan postingan sang mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu.

Akun komunikasi dengan nama From the Desk of Donald J Trump atau @DJTDesk, ia luncurkan Selasa (4/5/2021).

Akun tersebut diklaim mencuit atas nama dari miliuner berusia 74 tahun tersebut.

Baca Juga: Donald Trump Menyukai Kim Jong-Un dan Akui Tak Pernah Hormati Presiden Korea Selatan

Namun, akun itu langsung diblokir oleh Twitter tak lama kemudian.

Seperti dikutip BBC, Juru bicara Twitter mengungkapkan akun @DJTDesk telah melanggar kebijakan penghindaran larangan, dengan membagikan konten, yang berafiliasi dengan akun yang tengah diblokir.

Trump memang telah diblokir secara permanen dari Twitter pada Januari lalu, setelah menyuarakan dukungan untuk penyerbuan ke Gedung Capitol.

Baca Juga: Cerita Ramadan dari Barcelona, Buka Puasa Bersama dan Salat Tarawih di Gereja Katolik

Menurut NBC News, bio dari @DJTDesk akun memberikan keterangan jelas sebagai perpanjangan dari postingan Trump.

“Salinan Postingan dari Save America atas nama POTUS ke-45. Awalnya disusun melalui DonaldJTrump/Desk,” bunyi keterangan di bio mereka.

Twitter mengatakan bahwa meskipun mengizinkan akun untuk berbagi konten dari situs web baru Trump, itu tak akan memungkinkan seseorang menghindari larangan.

Baca Juga: Facebook Tunda Keputusan Terkait Kemungkinan Kembali Mengaktifkan Akun Donald Trump

“Aturan penghindaran tersebut mencakup meminta orang lain beroperasi atas nama Anda, akun yang mewakili identitas, persona, mereka, atau persona bisnis Anda untuk tujuan yang berbeda,” bunyi pernyataan Twitter.

Masih belum jelas siapa yang berada di belakang akun ini, namun kebanyakan dari mereka yang memilikinya mengaku sebagai pihak independen yang bersimpati terhadap Trump.

Juru Bicara Trump, Jason Miller mengungkapkan akun @DJTD tak dibuat, atau dengan izin, siapa pun yang berafiliasi dengan Trump.