Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Peringatkan Barat: Tanggapan Rusia akan Cepat dan Mematikan

Kompas.tv - 22 April 2021, 07:15 WIB
putin-peringatkan-barat-tanggapan-rusia-akan-cepat-dan-mematikan
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato kenegaraan tahunannya di Manezh, Moskow, Rusia, Rabu, 21 April 2021. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Vladimir Putin pada Rabu (21/4/2021) dengan tegas memperingatkan Barat agar tidak melanggar lebih jauh kepentingan keamanan Rusia. 

Dia mengatakan  Moskow akan "cepat dan keras" dan membuat para pelakunya menyesal atas tindakan mereka.

Peringatan Putin pada pidato kenegaraan tahunan itu datang di tengah penumpukan militer besar-besaran Rusia di dekat wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.

Di kawasan tersebut  terjadi  pelanggaran gencatan senjata dalam konflik tujuh tahun antara separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Amerika Serikat dan sekutunya telah mendesak Kremlin untuk menarik pasukannya kembali.

"Saya berharap tidak ada yang berani melewati garis merah sehubungan dengan Rusia, dan kami akan menentukan di mana posisinya dalam setiap kasus tertentu," kata Putin seperti dikutip Associated Press, Rabu (21/4/2021).

"Mereka yang mengatur provokasi apa pun yang mengancam kepentingan keamanan inti kita akan menyesali perbuatan mereka lebih dari penyesalan apa pun untuk waktu yang lama."

Moskow menolak kekhawatiran Ukraina dan Barat tentang penambahan pasukan, dengan mengatakan itu tidak mengancam siapa pun dan bahwa Rusia bebas untuk mengerahkan pasukannya di wilayahnya.

Tetapi Kremlin juga memperingatkan Ukraina agar tidak mencoba menggunakan kekuatan untuk merebut kembali kendali atas wilayah timur yang dikuasai pemberontak, dengan mengatakan Rusia dapat dipaksa untuk campur tangan untuk melindungi warga sipil di wilayah tersebut.

“Kami benar-benar tidak ingin membakar jembatan,” kata Putin. 

Namun, kata Putin,  jika ada yang salah mengira niat baik  Rusia sebagai ketidakpedulian atau kelemahan dan berniat untuk membakar atau bahkan meledakkan jembatan itu sendiri, maka Rusia akan bertindak cepat.  "Tanggapan Rusia akan menjadi asimetris, cepat dan tangguh,” tambahnya.

Baca Juga: Rusia Terjunkan Militer di Laut Hitam

Sebuah kapal perang Rusia berlayar di hadapan kapal perang Ukraina, Ternopil, di teluk Sevastopol, Crimea tak jauh dari pangkalan Armada Laut Hitam Rusia. (Sumber: Kompas.com)

Saat Putin berbicara, gelombang protes mulai bergulir di seluruh Rusia untuk mendukung pemimpin oposisi Alexei Navalny yang dipenjara, dan sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan hampir 1.500 orang ditangkap.

Ribuan orang berbaris di pusat kota Moskow.  Sementara polisi memblokir lapangan di sebelah Kremlin. Polisi di St. Petersburg memblokir Alun-alun Istana, di luar museum Hermitage, dan pengunjuk rasa malah berkumpul di sepanjang Nevsky Prospekt.

Dalam pidatonya, Putin menunjuk pada langkah Rusia untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya dan mengatakan militer akan terus membangun lebih banyak rudal hipersonik canggih dan senjata baru lainnya.

Dia menambahkan pengembangan drone bawah air Poseidon bersenjata nuklir dan rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik terus berlanjut dengan sukses.

Dalam referensi yang jelas ke AS dan sekutunya, pemimpin Rusia itu mengecam mereka yang memberlakukan "sanksi ekonomi yang melanggar hukum dan bermotif politik dan upaya kasar untuk memaksakan kehendaknya pada orang lain."

Dia mengatakan Rusia telah menunjukkan pengekangan dan sering menahan diri dari menanggapi tindakan "kasar secara terbuka" oleh orang lain.

Baca Juga: Duta Besar Rusia Peringatkan Akan Ada Mandi Darah Jika Pasukan Ukraina Masuki Donbass

File foto Rabu, 24 Juni 2020, rudal balistik RS-24 Yars Rusia di Lapangan Merah pada parade militer Hari Kemenangan yang menandai peringatan 75 tahun kekalahan Nazi di Moskow, Rusia. Rusia dan Amerika Serikat bertukar dokumen Selasa 26 Januari 2021, untuk memperpanjang perjanjian nuklir New START.  (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, File)

Sementara Pemerintah Biden pekan lalu memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia karena ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020 dan atas keterlibatan dalam peretasan SolarWind terhadap badan-badan federal - kegiatan yang dibantah oleh Moskow.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x