Kompas TV regional peristiwa

Viral Cabai Rawit Diduga Diberi Pewarna, Ini Cara Membedakannya Kata Ahli

Kompas.tv - 24 Maret 2021, 13:52 WIB
viral-cabai-rawit-diduga-diberi-pewarna-ini-cara-membedakannya-kata-ahli
cabai merah (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Purwanto

SOLO, KOMPAS.TV - Sebuah video yang menampilkan cabai rawit tengah dimasak dan luntur karena diduga diberi pewarna tambahan cat viral di media sosial.

Diunggah oleh pemilik akun Facebook, Agung Emfet Putra Blambangan, video berdurasi 32 detik itu telah banyak dibagikan ke berbagai media sosial.

"Hati-hati ya bagi yang suka lombok," tulisnya dalam unggahan video Kamis (18/03/2021) kemarin.

Baca Juga: Waspadai Cabai Dicat, Pedagang Pasar di Malang Pilih Jual Cabai Lokal

Melansir Kompas.com, pakar toksiologi kimia, Dr. rer. nat. (doktor ilmu sains) Budiawan menanggapi persoalan pewarna tambahan cat pada makanan menjawab hal tersebut sangat mungkin dilakukan.

"Bisa saja cabai itu dicat. Terutama cat semprot atau pilox," ujar Budiawan kepada Kompas.com.

Namun, Budiawan menjelaskan warna cabai rawit alami dan yang diberi pewarna sintetik bisa dibedakan.

Baca Juga: Polisi Periksa 3 Orang dalam Kasus Dugaan Cabai Rawit yang Diberi Cat Pewarna

Dengan menggunakan panca indera, Budiawan mengatakan, Anda dapat dengan mudah membedakan pewarna sintetik ini.

"Karena memiliki kecenderungan warna yang mencolok, terang, dan kaku," ujarnya.

Perlu diketahui cabai dengan pewarna tambahan biasanya dapat mengelupas dalam kondisi kering.

"Dengan cara digosok menggunakan jari atau pelarut kimia," lanjut Budiawan.

Pelarut kimia yang dapat digunakan untuk menguji cabai dengan pewarna yaitu aseton atau alkohol absolut, bensin, dan bahan bakar minyak.

Baca Juga: Pakar Kimia Farmasi: Sangat Berbahaya Jika Penerima Vaksin Covid-19 Abai Jalankan 3M

"Warna alami tak terjadi demikian (larut warnanya)," ujar Budiawan.

Budiawan mengingatkan bahan cat yang merupakan zat kimia asing sangat beresiko pada kesehatan. Terlebih dengan banyak kandungan zat berbahaya di dalam cat.

"Aktivitas tersebut termasuk missusse atau penyalahgunaan bahan kimia dan amat sangat berisiko bagi tubuh manusia," katanya.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Tradisional Kota Semarang Masih Sangat Pedas



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x