Kompas TV internasional kompas dunia

Pasien Covid-19 di Amerika Serikat Ereksi 3 Jam Sebelum Kritis Lalu Meninggal, Gejala Apa Lagi Ini?

Kompas.tv - 10 Maret 2021, 18:01 WIB
pasien-covid-19-di-amerika-serikat-ereksi-3-jam-sebelum-kritis-lalu-meninggal-gejala-apa-lagi-ini
Sejumlah tenaga medis tengah menangani seorang pasien yang terinfeksi Covid-19 di RS Severo Ochoa di pinggiran Madrid, Spanyol. Seorang pasien di Amerika Serikat sempat mengalami ereksi selama tiga jam, sebelum meninggal karena Covid-19. Pria yang diidentifikasi berusia 69 tahun itu didiagnosis terkena priapismus, saat dirawat dalam kondisi parah musim gugur 2020 (Sumber: APTN)
Penulis : Edwin Shri Bimo

WASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Seorang pasien di Amerika Serikat sempat mengalami ereksi selama tiga jam, sebelum meninggal karena Covid-19. Pria yang diidentifikasi berusia 69 tahun itu didiagnosis terkena priapismus, saat dirawat dalam kondisi parah musim gugur 2020.

Dia dilarikan ke Rumah Sakit Miami Valley Agustus lalu, dengan sesak napas parah dan pembengkakan, menyebabkan cairan menumpuk di paru-parunya.

MailOnline dikutip Kompas.com, Rabu, (10/03/2021) melaporkan, pasien itu dibius dan dipasangi ventilator karena kondisinya memburuk selama 10 hari pertama. Oleh dokter, pria yang tak disebutkan identitasnya itu dibuat telungkup selama 12 jam agar udara bisa masuk ke tubuhnya.

Namun saat dia hendak dibaringkan telentang pada siang hari waktu setempat, perawat menyadari dia ereksi.

Dalam American Journal of American Medicine, dokter yang merawatnya meyakini Covid-19 menyebabkan pembekuan darah di penis.

Tim medis menaruh kantong es untuk meredakan pembengkakan, namun ereksinya terus bertahan selama tiga jam.

Baca Juga: 1 Pasien Positif Corona di Perancis Alami Ereksi 4 Jam

Dilansir Daily Star Senin (08/03/2021), dokter kemudian mengeluarkan darah dari penisnya menggunakan jarum.

Priapismus itu dilaporkan tidak kembali. Tetapi, si pasien dinyatakan meninggal karena paru-parunya memburuk. Tim dokter menerangkan, jaringan yang ada di alat kelamin pria itu kaku, namun ujungnya diketahui lembek.

Karena kondisinya dibius, pria itu tidak bisa menjawab apakah dia mengalami kesakitan karena alat kelaminnya membengkak.

Covid-19 diketahui merusak pembuluh darah dalam beberapa kasus, menyebabkan korban menderita pembekuan darah.

Kondisi pasien di Miami itu menuai perhatian dari Dr Richard Viney, dokter bedah urologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Birmingham, Inggris

Dr Viney mengatakan, dia belum pernah menemukan kasus priapismus yang disebabkan oleh virus corona. "Jadi, ini tentunya adalah kasus yang menarik. Namun bisa dijelaskan karena manifestasi Covid-19," paparnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x