Kompas TV nasional politik

Ini Latar Darmizal Rencanakan KLB Partai Demokrat

Kompas.tv - 28 Februari 2021, 12:02 WIB
ini-latar-darmizal-rencanakan-klb-partai-demokrat
Damrizal, kader senior Partai Demokrat yang mendapatkan pemecatan dari partainya. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Darmizal mengungkap berbagai persoalan Partai Demokrat yang coba dipermasalahkannya beberapa waktu lalu.

Persoalan itu dibeberkan Damrizal bersama para pendiri dan kader senior Partai Demokrat saat menggelar konferensi pers di Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (27/2/2021).

Dipaparkan Darmizal, apa yang dia lakukan bersama kawan-kawan sesama kader partai dilatari adanya kebijakan-kebijakan partai yang sangat memberatkan kader-kader di daerah.

"Contoh, menarik iuran dari fraksi-fraksi tingkat 1, tingkat 2, dan DPR. Yang disetor ke bendahara umum DPP Partai Demokrat," ungkap Darmizal.

Jika kongres luar biasa terjadi, maka bisa dipertanyakan pertanggungjawabannya atas penggunaan, atas penerimaan, atas pemanfaatan dana tersebut. Yakni dana yang diterima dari kader fraksi, maupun dari pihak-pihak lain, contohnya pilkada kemarin.

Kemudian mengenai cara menjalankan partai. Kader merasa, kebijakan partai dijalan secara eksklusif.

"Sulit sekali bertemu dengan ketua umum, atau kawan-kawan daerah ingin bertemu dengan pimpinan mereka," kata Darmizal.

Hal-hal inilah yang disebut Darmizal melatarbelakangi dirinya bersama Jhonny Allen Marbun melakukan perencanaan kongres luar biasa Partai Demokrat.

Darmizal mengaku perencanaan itu tetap dijalankan dan semakin matang.

Baca Juga: Dipecat dari Partai Demokrat, Darmizal Akan Tempuh Jalur Hukum

Darmizal menegaskan, perencanaan kongres luar biasa itu merupakan bentuk pembelaan terhadap Partai Demokrat secara menyeluruh.

"Agar ada perbaikan kinerja apabila ketua umumnya diganti melalui progres kongres luar biasa," kata Darmizal.

Menurutnya kongres luar biasa adalah konstitusional, sebagaimana yang pernah terjadi saat Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Anas Urbaningrum yang terseret masalah hukum.

Pada saat itu, Anas juga berada di puncak tertinggi dalam berbagai survei sebagai calon potensial pemimpin nasional.

Baca Juga: Darmizal: Suatu Kebanggaan Dipecat Demokrat, Tidak Sedih dan Berduka

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x