Kompas TV nasional viral

Marak Munculnya Suara Dentuman Misterius, Ini Kata Lapan

Kompas.tv - 1 Februari 2021, 08:44 WIB
marak-munculnya-suara-dentuman-misterius-ini-kata-lapan
Ilustrasi suara dentuman misterius menghebohkan warga Kampung Ciherang, Sukabumi. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Sudah lebih dari tiga kali suara dentuman misterius terjadi di sejumlah daerah dan membuat heboh masyarakat.

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) pun memiliki analisa tersendiri tentang fenomena munculnya suara dentuman tersebut.

Rhorom Priyantikanto, seorang peneliti Astronomi dari Lapan menjelaskan jika suara dentuman itu berasal dari adanya benda langit yang jatuh atau melintas di dekat Bumi.

Baca Juga: Terjadi 4 Kali di Januari 2021, BMKG Sebut 6 Kemungkinan Penyebab Munculnya Dentuman

Banyaknya laporan saat ini tidak ada kaitannya dengan kondisi atmosfer Bumi.

“Tidak ada kaitannya dengan kondisi atmosfer Bumi. Ini lebih berkaitan dengan fluks meteor yang menghampiri Bumi atau faktor sosial, manusia makin mawas atau lebih mudah melaporkan (segala sesuatu). Bisa jadi dulu merasa ngeri bila mendengar ada suara dentuman,” kata Rhorom saat dihubungi, Jumat (29/1/2021).

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (31/1/2021), meski tidak semua suara dentuman misterius itu terbukti sebagai benda langit yang jatuh, namun kata dia, hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar.

“Setiap hari diperkirakan ada 10-50 meteor terang (fireball) yang masuk ke atmosfer Bumi. Meski menghasilkan jejak cahaya yang cukup terang, meteor dengan ukuran beberapa sentimeter akan habis terbakar di atmosfer,” jelas Rhorom.

Baca Juga: Suara Dentuman Misterius di Sukabumi, BMKG: Ada Dugaan Terjadi Proses Pergerakan Tanah

Menurutnya, atmosfer yang jatuh di wilayah lautan atau pada siang hari juga sulit terdeteksi oleh manusia.

Benda langit berupa meteor yang jatuh, khususnya yang memiliki ukuran lebih dari 1 meter (acoustic bolide) bisa masuk ke atmosfer bagian bawah dan menghasilkan dentuman atau yang disebut dengan sonic boom.

Meteor dengan ukuran ini diperkirakan jatuh ke Bumi sekitar 10 kali dalam satu tahun, tetapi akan terfragmentasi atau mengalami pecah.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x