Kompas TV advertorial

Wujudkan Ketahanan Pangan, Bulog Luncurkan Beras Singkong "Besita"

Kompas.tv - 17 Desember 2020, 17:04 WIB
wujudkan-ketahanan-pangan-bulog-luncurkan-beras-singkong-besita
Bulog luncurkan produk beras singkong Besita di Bandung (Sumber: KompasTV)
Penulis : Elva Rini

JAKARTA, KOMPAS.TV – Dalam rangka menguatkan ketahanan pangan, Perum Bulog meluncurkan produk baru berupa beras terbuat dari olahan singkong dengan merek “Besita” atau Beras Singkong Petani di Bandung, (15/12/2020).

“Besita” hadir untuk memfasilitasi pemasaran produk dari hasil olahan singkong petani sekaligus mendorong program diversifikasi pangan demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan, selama ini masyarakat Indonesia terlalu bergantung pada beras padi. Padahal, Indonesia masih memiliki potensi pangan lain seperti singkong.

“Ketahanan pangan jangan hanya dilihat dari masalah beras, karena pangan bukan hanya beras. Tapi kalau orang mengatakan biasa makan beras, maka kita ubah pangan lainnya menjadi beras yang berbahan dasar sagu, singkong, dan jagung,” ujar Budi.

“Kemarin sagu sudah kita launching, hari ini “Besita”. Inilah beras dari bahan dasar singkong,” imbuhnya.

Sebagai promotor sekaligus fasilitator hasil olahan singkong petani, Bulog berharap beras konsumsi masyarakat tidak lagi hanya berasal dari padi.

Ketahanan pangan dan potensi ekspor

Indonesia memiliki potensi singkong hingga 85 persen dari luas singkong dunia yang tersebar di Sumatera, Maluku, Sulawesi, Papua, termasuk Jawa. Lahan singkong Indonesia merupakan salah satu terbesar di dunia.

Dengan tingkat produktivitas tinggi, singkong dapat dimanfaatkan sebagai salah satu faktor ketahanan pangan seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk.

Menurut Ketua Masyarakat Singkong Indonesia, Arifin Lambaga, luas wilayah Indonesia dan jumlah penduduk yang terus bertambah harus diimbangi dengan alternatif pangan lainnya.

Baca Juga: Bulog Kenalkan Produk Baru Beras Singkong Besita

Inovasi beras singkong "Besita" dinilai dapat menutupi kebutuhan pangan masyarakat yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan beras padi sehingga kondisi rawan pangan bisa dihindari.

“Kalau singkong, bisa sampai 50-75 ton, itu luar biasa. Kalau kita mengejar pertambahan penduduk dengan hanya produksi beras, kita ketinggalan,” jelas Arifin.

“Singkong itu luar biasa bagi Indonesia. Kita bisa memproduksi sampai 2 kali lipatnya karena lahan kita luas. Kita masih punya kesempatan untuk mewujudkan lebih dari itu.”

Baca Juga: BULOG Pastikan Stok Jelang Natal Aman

“Besita” diyakini bisa menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan diminati masyarakat. 
Di samping dapat menggantikan sumber karbohidrat yang dimiliki beras, singkong merupakan komoditas yang telah akrab dan sesuai selera masyarakat lokal.

Bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Masyarakat Singkong Indonesia, Bulog berkomitmen untuk terus mengembangkan pengelolaan pangan lokal sehingga program diversifikasi pangan terpenuhi dan ketahanan pangan dapat terwujud.

Ke depannya, “Besita” juga akan menjadi produk yang akan diekspor ke sejumlah negara. Untuk saat ini, produksi “Besita” akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x