Kompas TV internasional kompas dunia

Kapsul Luar Angkasa China yang Mendarat di Bulan, Memulai Perjalanan Kembali ke Bumi

Kompas.tv - 14 Desember 2020, 04:30 WIB
kapsul-luar-angkasa-china-yang-mendarat-di-bulan-memulai-perjalanan-kembali-ke-bumi
Pesawat luar angkasa China yang mendarat di bulan, memindahkan bebatuan ke pengorbit sebagai persiapan untuk mengembalikan sampel permukaan bulan ke Bumi untuk pertama kalinya dalam hampir 45 tahun, Minggu (13/12/2020). (Sumber: Kantor Luar Angkasa Nasional China / Xinhua via AP)
Penulis : Tussie Ayu

BEIJING, KOMPAS.TV - Kapsul luar angkasa China yang berhasil mendarat di bulan, memulai perjalanan kembali ke bumi pada Minggu (13/12/2020). Kapsul tersebut membawa pulang sampel bebatuan dari bulan, yang akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang luar angkasa.

Bebatuan bulan yang dibawa ke bumi, merupakan pertama kalinya dilakukan sejak empat dekade lalu. Batuan bulan tersebut akan menjadi yang pertama dibawa kembali sejak penyelidikan Luna 24 Uni Soviet pada tahun 1976.

Pesawat luar angkasa Chang'e 5, yang telah mengorbit di bulan selama sekitar satu minggu, menyalakan empat mesin selama sekitar 22 menit untuk keluar dari orbit bulan. Hal ini dinyatakan oleh Badan Antariksa Nasional China dalam sebuah posting media sosial.

Baca Juga: Pesawat Luar Angkasa China Berhasil Mendarat di Bulan

Pendaratan pesawat luar angkasa pada awal bulan ini, dekat dengan formasi yang disebut Mons Rumker. Mons Rumker merupakan sebuah daerah yang diyakini sebagai tempat aktivitas gunung berapi kuno. Misi ini telah mengumpulkan sekitar 2 kilogram sampel batuan bulan.

Kapsul diharapkan dapat mendarat di Cina utara, wilayah Mongolia Dalam, setelah terpisah dari sisa pesawat ruang angkasa dan mengapung dengan parasut.

Bebatuan dan puing-puing lainnya diperoleh dengan melakukan pengeboran ke kerak bulan dan menyendok langsung dari permukaannya. Jenis batuan yang dibawa ini, mungkin berusia miliaran tahun lebih muda daripada yang dibawa kembali oleh misi AS dan Soviet sebelumnya. Sampel ini akan membuka wawasan baru manusia tentang sejarah bulan dan benda-benda lain di tata surya.

Baca Juga: Israel Persiapkan Misi Pesawat Luar Angkasa Menuju Bulan

China telah mendirikan laboratorium untuk menganalisis sampel untuk usia dan komposisinya dan juga diharapkan akan membagikan beberapa di antaranya dengan negara lain, seperti yang dilakukan oleh AS dan Uni Soviet ketika membawa ratusan kilogram sampel batuan bulan empat dekade lalu.

Program luar angkasa China memiliki serangkaian misi ambisius, termasuk untuk menyelidiki perjalanan ke Mars. Program bulan Chang'e, dinamai seperti nama dewi bulan Tiongkok kuno, dan telah mengoperasikan wahana Chang'e 4 di sisi jauh bulan yang kurang dieksplorasi dalam dua tahun terakhir.

Rencana masa depan China dalam misi ruang angkasanya, akan berusaha mengirim kembali astronot ke bulan dan mungkin akan membuat pangkalan permanen di bulan. China juga membangun stasiun luar angkasa untuk mulai beroperasi pada awal 2022.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x