Kompas TV internasional kompas dunia

Staf PBB Sempat Ditembaki Saat Berupaya Menerobos Kawasan Peperangan Tigray di Ethiopia

Kompas.tv - 9 Desember 2020, 01:41 WIB
staf-pbb-sempat-ditembaki-saat-berupaya-menerobos-kawasan-peperangan-tigray-di-ethiopia
Seorang perempuan Tigray yang mengungsi dari Ethiopia tengah menggendong anaknya di kamp pengungsi di Qadarif, Sudan timur, Senin (7/12). (Sumber: AP Photo / Nariman El-Mofty)
Penulis : Vyara Lestari

NAIROBI, KOMPAS.TV – Pasukan keamanan Ethiopia sempat menembaki dan menahan sejumlah staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat mereka mencoba memasuki wilayah peperangan di Tigray, Ethiopia. Seorang pejabat senior pemerintah Ethiopia pada Selasa (8/12), menyalahkan para staf PBB karena upaya mereka menerobos masuk wilayah yang seharusnya tidak mereka injak.

Aksi penembakan itu terjadi di tengah rasa frustasi yang menghinggapi para pekerja kemanusiaan yang belum juga berhasil memasuki kawasan Tigray di Ethiopia untuk mendistribusikan bantuan. Padahal, lebih dari sepekan telah berlalu usai PBB dan pemerintah Ethiopia menandatangani kesepakatan atas akses bagi PBB.

Pejabat senior Ethiopia, Redwan Hussein, mengatakan bahwa para pekerja PBB tersebut telah ‘menerobos’ dua pos pemeriksaan dan tengah mencoba menerobos pos ketiga saat mereka ditembaki. Lebih lanjut Hussein mengatakan, para staf tersebut kini telah dibebaskan.

“Mereka sudah diberi tahu bahwa mereka tidak bisa bergerak di beberapa wilayah. Tapi mereka malah memanjakan diri dengan semacam ekspedisi petualangan,” katanya seperti dilansir dari Associated Press, Rabu (9/12).

Baca Juga: Malapetaka di Ethiopia: Cerita Seorang Penyintas Krisis di Ethiopia

Pihak PBB belum memberikan komentar terkait insiden ini. Masih belum jelas kapan dan di mana aksi penembakan itu terjadi, namun kekhawatiran terpusat pada kamp-kamp yang menampung hampir 100.000 pengungsi dari Eritrea di tengah adanya laporan bahwa mereka telah diserang dan diculik. Kamp-kamp tersebut berada di dekat perbatasan Ethiopia dengan Eritrea, yang oleh beberapa orang yang melarikan diri dituding telah memasuki konflik, tuduhan yang dibantah oleh Ethiopia.

Pemerintah Ethiopia memperjelas niatnya untuk mengelola bantuan kemanusiaan, namun PBB secara terbuka telah mencari akses bebas dan netral menurut prinsip-prinsip internasional.

Yang terutama, kesepakatan itu membolehkan bantuan hanya di area-area yang berada di bawah kendali pemerintah Ethiopia. Pada Selasa (8/12), pemerintah Ethiopia mengatakan, 44 truk berisi bantuan makanan telah dikirim ke Shire, kota utama di dekat kamp pengungsi.

Bulan lalu, pemerintah Ethiopia telah mendeklarasikan kemenangan dalam konflik di wilayah Tigray melawan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Pemerintah menegaskan bahwa perang telah berhenti, dan menyebut konflik yang masih terjadi di sejumlah wilayah sebagai ‘aksi penembakan sporadis’. Namun TPLF mengatakan, perang masih berlangsung. Para pemimpin TPLF tengah dalam pelarian.

Makanan, obat-obatan dan bantuan lain bagi 6 juta rakyat – sekitar 1 juta di antaranya kini mengungsi – siap untuk disalurkan. Makanan bagi 96.000 pengungsi Eritrea sudah habis beberapa hari lalu.

“Mendapatkan kembali akses ke pengungsi dan mereka yang membutuhkan bantuan itu sangat penting dan kritis bagi UNHCR dan organisasi-organisai kemanusian,” ujar kepala badan pengungsi PBB, Filippo Grandi melalui Twitter, Selasa (8/12).



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x