Kompas TV internasional kompas dunia

Pemenggalan dan Penusukan di Nice, Prancis Tingkatkan Status Ancaman Keamanan ke Level Tertinggi

Kompas.tv - 29 Oktober 2020, 21:52 WIB
pemenggalan-dan-penusukan-di-nice-prancis-tingkatkan-status-ancaman-keamanan-ke-level-tertinggi
Polisi berhaga di depan Gereja Notre Dame setelah terjadi kasus penusukan dan pemenggalan di sana, Kamis (29/10/2020). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati

PARIS, KOMPAS.TV - Pemerintah Prancis meningkatkan status ancaman keamanan ke level tertinggi setelah kasus pemenggalan dan penusukan di Nice.

Penyerangan ini merupakan yang ketiga dalam dua bulan terakhir di Prancis, termasuk pemenggalan guru sejarah di Paris.

Seperti dikutip dari Yahoo News, saat ini status ancaman keamanan di Prancis berada di level Darurat Serangan.

Baca Juga: Pilih ke Bar Dibanding Urusi Anaknya yang Sekarat hingga Tewas, Ibu Ini Dipenjara

Itu merupakan posisi teratas pada lima skala poin antara tanpa ancaman hingga risiko serangan serius yang akan terjadi.

Serangan di Nice terjadi di gereja Notre Dame, Kamis (29/10/2020) waktu setempat.

Pada serangan tersebut, tiga orang dikabarkan tewas dan di antara korban tewas itu adalah seorang wanita yang dipenggal.

Baca Juga: Aksi Pemenggalan dan Penusukan Kembali Terjadi di Prancis, Tiga Orang Tewas

Perdana Menteri Prancis, Jean Castex mengungkapkan serangan di Nice merupakan sesuatu yang barbar.

Castex pun meminta Parlemen Prancis untuk meningkatkan sistem keamanan Prancis ke tingkat tertinggi.

Sebelumnya, pemenggalan menimpa guru sejarah bernama Samuel Paty di Paris, Jumat (16/10/2020).

Pemenggalan Paty disinyalir karena dia telah melakukan diskusi dan menunjukkan karikatur Nabi Muhammad.

Baca Juga: Tak Lama Setelah Teror di Nice, Penusukan Terjadi di Konsulat Prancis di Arab Saudi

Pelaku pemenggalan Paty dan penusukan di Nice dilaporkan sama-sama sempat berteriak Allahu Akbar.

Tak lama setelah kejadian di Nice, seorang petugas keamanan Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi juga ditusuk.

Meski begitu, polisi hingga saat ini masih belum menemukan hubungan dari ketiga kasus tersebut.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x