> >

Ekosistem Startup di Indonesia Dinilai Memasuki Masa Keemasan

Internet | 2 Desember 2021, 03:05 WIB
Ilustrasi Startup. (Sumber: SHUTTERSTOCK)

Seperti Qoala, yang mendigitalkan distribusi asuransi, BukuKas yang mendigitalisasi UMKM, atau perusahaan pembiayaan digital Modalku, yang juga beroperasi di Singapura.

Baca Juga: Enggak Mau Kalah dengan Asing, Ini 5 BUMN yang Fokus Investasi ke Startup

Infrastruktur yang baru dan berkembang, menurut Rajan, telah membantu menempa jalur baru untuk startup, karena investasi dari pemerintah Indonesia dan perusahaan swasta mulai membuahkan hasil.

"Ruang layanan keuangan yang kuat, dengan semakin banyak perusahaan startup yang berfokus pada pembiayaan konsumen dan usaha kecil serta inisiatif pembayaran yang dipimpin pemerintah seperti BI Fast dan Open API, menciptakan peluang besar bagi UMKM untuk berkembang," terangnya.

Kemenangan lain untuk pertumbuhan infrastruktur Indonesia adalah pesatnya pertumbuhan perusahaan logistik yang mendukung teknologi.

Perusahaan teratas seperti Waresix, Ritase, dan pemain baru seperti RaRa Delivery melakukan segalanya mulai dari menyediakan layanan seperti outsourcing vendor, pembiayaan faktur, pembayaran driver tanpa uang tunai, dan menghubungkan jaringan distribusi dan rantai pasokan dengan mulus di seluruh negeri.

"Serupa dengan pembukaan pasar global seperti China, India, dan AS, pengembangan lapisan infrastruktur penting di Indonesia ini akan memberdayakan generasi teknopreneur dan bisnis berikutnya, menyiapkan panggung untuk pertumbuhan lintas batas yang ekspansif di tahun-tahun mendatang," jelas Rajan.

Peluang Startup Tak Terbatas

Dia menambahkan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital dan infrastruktur dasar yang semakin kuat, peluang bagi beragam startup untuk berkembang tidak terbatas.

Rajan menyebut bahwa pihaknya tidak hanya melihat peningkatan penyedia fintech dan logistik, tetapi juga UMKM teknologi yang berkembang di banyak vertikal. Mulai dari teknologi pendidikan (edtech) dan B2C SaaS hingga e-commerce, kesehatan, dan real estate.

Baca Juga: Investasi ke 40 Startup, Lippo Group Masih Incar Perusahaan Digital Lain

Startup direct-to-consumer dan fintech, terutama, meningkat untuk memenuhi permintaan konsumen yang meningkat tajam.

Misalnya, Kopi Kenangan telah mencapai lebih dari 300 gerai hanya dalam tiga tahun dan merek barang konsumsi sehat Lemonilo kini tersedia di lebih dari 100.000 titik penjualan di seluruh Indonesia.

Hanya dalam setahun, penyedia solusi pembayaran Durianpay juga telah diadopsi oleh lebih dari 15 bisnis. 

Para pemain yang sedang berkembang ini juga memiliki kesempatan untuk menciptakan dampak yang berarti dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia yang masih belum tersentuh oleh solusi digital.

Potensi kota-kota tingkat dua dan tiga di Indonesia belum dimanfaatkan dan Rajan berharap dapat melihat lebih banyak contoh startup yang melayani audiens ini dalam beberapa tahun ke depan.

"Tidak diragukan lagi bahwa ekosistem startup Indonesia berada pada titik kritis. Semakin penting bagi para founder Indonesia untuk fokus pada pilihan desain tahap awal yang berdampak yang memastikan mereka membangun perusahaan yang benar-benar bertahan lama – pencapaian yang memiliki potensi untuk secara dramatis mengubah ekonomi terbesar di Asia Tenggara selama dekade berikutnya. Karena waktu mereka adalah sekarang," pungkasnya. 

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU