> >

Soal Benda Langit yang Muncul di Yogyakarta, BRIN Sebut Meteor Sporadik, Apa Itu?

Sains | 15 September 2023, 18:36 WIB
Viral kilatan cahaya menyerupai meteor di langit Yogyakarta pada Kamis (14/9/2023) malam. (Sumber: X/@merapi_uncover)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Profesor Riset Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan fenomena benda langit yang muncul mirip meteor di Yogyakarta, Kamis (14/9/2023) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Fenomena tersebut terekam oleh kamera warga di sejumlah wilayah di Yogyakarta, seperti di Sleman, Bantul, Gunungkidul, hingga Kulon Progo. Tak sedikit yang bertanya-tanya soal benarkah benda langit itu meteor?

Dalam video yang diunggah oleh akun X @merapi_uncover, tampak cahaya kuning-oren yang jatuh, disertai ekor yang membuatnya bak meteor jatuh.

Baca Juga: Viral Kilatan Cahaya Mirip Meteor di Langit Yogyakarta, Astronom Amatir: Itu Sampah Antariksa

Belum lama ini terlihat cahaya merah kekuningan agak panjang di langit dari selatan menuju ke arah utara. Entah cahaya apa itu,” tulis akun @merapi_uncover di X, Kamis malam.

Thomas memaparkan bahwa ada dua kemungkinan yang mungkin terjadi, yakni meteor atau sampah antariksa. Menurutnya, benda itu bukan sampah antariksa.

Pasalnya, tidak ada laporan sampah antariksa yang jatuh melintasi wilayah Indonesia pada sekitar pukul 22.55 hingga 23.15 WIB.

“Dilihat dari rekaman CCTV di Bandung, kejadiannya pukul 22.55, kemudian ada laporan dari Garut, kemudian beberapa wilayah lagi, dan juga dari Yogyakarta ada CCTV juga pukul 23.15,” jelas Thomas di Kompas Petang, Jumat (15/9).

“Jadi ini satu rangkaian, kemudian saya periksa data sampah antariksa, tadi malam tidak ada sampah antariksa yang jatuh melintasi wilayah Indonesia pada waktu tersebut,” sambungnya.

Thomas menyimpulkan benda langit yang melintasi langit Yogyakarta itu adalah meteor sporadik. Pasalnya, bentuknya seperti bola api dan kemunculannya tidak dapat diprediksi.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit di Bulan September 2023, Ada Hujan Meteor hingga Harvest Moon

Lebih lanjut, Thomas menyebut bahwa fenomena langit ini tidak berbahaya bagi manusia karena ukuran dari meteor sporadik diperkirakan tidak besar, yakni kurang dari satu meter.

Meteor itu juga diperkirakan jatuh di Samudera Hindia dan jatuh di laut. Tidak ada gelombang kejut yang dilaporkan.

“Tidak memicu bahaya, ini hanya batuan yang diperkirakan mungkin ukurannya beberapa puluh centimeter, setelah melewati Yogyakarta, itu tidak ada laporan itu jatuh di darat, jadi diduga kuat mengarah ke Samudra Hindia, jadi jatuh di lautan,” jelas Thomas Djamaluddin.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU