> >

Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan? Ini Pengertian, Makna dan Tradisinya

Agama | 2 Agustus 2023, 11:46 WIB
Ilustrasi persembahyangan yang dilakukan umat hindu Bali saat perayaa Hari Raya Galungan. (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Galungan dan Kuningan merupakan hari raya bagi umat Hindu setiap enam bulan Bali (210 hari), tepatnya pada hari Buddha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan).

Tahun ini, Hari Raya Galungan dan Kuningan yang pertama diperingati pada  4 Januari untuk Galungan dan 14 Januari 2023 untuk perayaan Kuningan.

Sementara itu, perayaan kedua, Hari Raya Galungan diperingati hari ini, Rabu (2/8/2023) dan Kuningan pada 12 Agustus 2023 mendatang.

Apa Itu Galungan dan Kuningan?

Melansir bali.bpk.go.id, kata “Galungan” berasal dari bahasa jawa kuna yang artinya menang atau bertarung, Galungan juga sama artinya dengan Dungulan yang juga berarti menang.

Baca Juga: 55 Twibbon dan Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023 dalam Bahasa Bali dan Indonesia

Karena itu di Jawa wuku yang kesebelas disebut wuku Galungan, sedangkan di Bali wuku yang kesebelas itu disebut wuku Dungulan, namanya berbeda tetapi mempunyai arti yang sama.

Galungan adalah suatu upacara sakral yang memberikan kekuatan spiritual agar mampu membedakan dharma (kebenaran) dan adharma (kejahatan), juga merupakan simbolis bahwa manusia selalu dapat menegakkan dharma di atas adharma.

Hari Raya Galungan juga merupakan hari di mana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta beserta seluruh isinya.

Rangkaian dilanjutkan dengan perayaan hari Raya Kuningan dilaksanakan sepuluh hari setelah hari Raya Galungan.

Dalam perayaan Kuningan, terdapat berbagai simbol perang ditempatkan di bangunan-bangunan rumah seperti “tamiang, ter, dan endongan”.

Baca Juga: Lawar & Penjor, Tradisi  Penampahan Galungan

Semua simbol dalam perayaan kuningan itu penting dimaknai dalam kehidupan kekinian. “Tamiang” sebagai simbol pertahanan, mengandung makna bahwa umat hendaknya selalu meningkatkan ketahanan diri dalam menghadapi tantangan hidup.

“Ter” simbol senjata perjuangan, sedangkan “endogan” simbol logistik. Atribut-atribut itu dipasang sebagai pertanda bahwa umat bertekad selalu menang melawan “musuh”.

Dalam konteks kekinian, musuh-musuh itu adalah kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan sebagainya. Kuningan dimaksudkan untuk memperkuat ketahanan diri, meningkatkan kecerdasan pikiran dan bekal hidup berupa ilmu pengetahuan.

Makna Hari Galungan

Inti dari Galungan adalah manusia diharuskan bisa mengendalikan nafsunya, terutama nafsu buruk yang nantinya dapat mengganggu ketenteraman hidup.

  • Menurut kepercayaan umat Hindu, hawa nafsu manusia terbagi menjadi tiga kala, yaitu:
  • Kala Amangkutat (nafsu ingin berkuasa)
  • Kala Dungulan (nafsu ingin merebut milik orang lain)
  • Kala Galungan (nafsu ingin selalu menang dengan melakukan segala cara)

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Lengkap Beserta Artinya

Selain itu, Galungan juga memiliki makna ucapan syukur umat Hindu atas semua berkat yang sudah mereka terima dari Yang Maha Kuasa dengan terciptanya alam semesta beserta seluruh isinya.

Rangkaian Tradisi Hari Raya Galungan dan Kuningan

1. Rangkaian Hari Raya Galungan

  • Tumpek Wariga (dilakukan 25 hari sebelum Galungan)
  • Sugihan Jawa (dilakukan pada Kamis Wage wuku Sungsang)
  • Sugihan Bali (dilakukan pada Jumat Kliwon wuku Sungsang)
  • Hari Penyekeban (dilakukan pada Minggu Pahing wuku Dungulan)
  • Hari Penyajan (dilakukan pada Senin Pon wuku Dungulan)
  • Hari Penampahan (dilakukan sehari sebelum Galungan atau Selasa Wage wuku Dungulan)
  • Hari Raya Galungan (Rabu Kliwon wuku Dungulan)
  • Hari Umanis Galungan (dilakukan pada Kamis Umanis wuku Dungulan)
  • Hari Pemaridan Guru (dilakukan pada Sabtu Pon wuku Galungan)
  • Ulihan (dilakukan pada Minggu Wage wuku Kuningan)
  • Hari Pemacekan Agung (dilakukan pada Senin Kliwon wuku Kuningan)
  • Hari Kuningan (10 hari setelah Galungan)
  • Hari Pegat Wakan (Rabu Kliwon wuku Pahang, sebulan setelah Galungan)

2. Rangkaian Hari Raya Kuningan:

Melansir Kompas.com, umat Hindu akan sembahyang kepada para Pitara (sang pendahulu) untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin pada Hari Raya Kuningan. 

Diyakni bahwa pada saat Kuningan dirayakan, para dewa turun ke bumi bersamaan dengan para Pitara, tapi kedatangan mereka hanya sampai tengah atau siang hari. 

Oleh karena itu, prosesi upacara dan sembahyang saat peringatan Kuningan hanya dirayakan sampai tengah hari atau pukul 12.00 siang.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : bali.bpk.go.id, Kompas.com


TERBARU