> >

Sebagian Calon Jemaah Haji Indonesia di Swiss Gagal Berangkat Haji 2023 akibat Kendala Sistem

Agama | 13 Juni 2023, 11:58 WIB
Ilustrasi. sebagian calon jemaah haji asal Indonesia di Swiss gagal berangkat haji 2023 (Sumber: Kemenag.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tidak semua calon jemaah haji Indonesia di Swiss bisa berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Kendala sistem diduga menjadi penyebabnya.

Hal itu diungkapkan oleh Ustaz Desrial Anwar, Imam Masyarakat Muslim Indonesia di Swiss. Pria yang akrab disapa Ustaz Aal itu mengatakan hanya sebagian jemaah haji Indonesia di Swiss yang berangkat ke Mekkah tahun ini.

"Sistem penerapan melalui satu pintu, masih menjadi kendala pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia dari Swiss. Tahun ini ada yang bisa berangkat, namun tidak semua,“ tutur Desrial Anwar kepada Kompas.tv, Senin (12/6).

Ustaz Aal menjelaskan, ada total 30-an orang etnis Melayu (Indonesia dan Malaysia) yang menetap di Swiss berniat melaksanakan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi 2023 ini.

Mereka mendaftarkan diri melalui platform Nusuk, lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah kerajaan Arab Saudi untuk menyelenggarakan ibadah haji.

Para calon jemaah haji itu mendaftar baik secara individu ataupun melalui salah satu travel agent haji.

"Di satu sisi, ada sistem yang belum sempurna, masih trial and error, di sisi lain ibadah haji itu adalah panggilan Illahi. Bagi yang belum bisa berangkat tahun ini, kita doakan semoga bisa berangkat di tahun depan, insyaAllah," kata Ustaz Aal.

Baca Juga: Ribuan Warga Berdesakan Iringi Pemberangkatan Jemaah Haji

Dalam proses selanjutnya, jelas Ustaz Aal, Nusuk mengumumkan bahwa dari kapasitas yang ada, termasuk jenis paketnya, akhirnya tersisa hanya 8 tempat.

"Paginya saat diumumkan pertama kali, masih banyak kapasitas yang tersedia, yang bisa menampung semua calon jamaah yang terdiri dari dua grup, yakni 14 orang perempuan dan 7 laki-laki, tapi siangnya sudah sold out,“ ujarnya. 

Calon haji dari kedua grup, imbunya, terus memantau perkembangan yang diumumkan oleh Nusuk setiap waktu, bahkan sampai tengah malam, berharap ada tempat yang tersedia dari mereka yang mengurungkan keberangkatannya. 

 

"Grup 7 orang calon jemaah haji laki-laki akhirnya mencoba mendaftarkan diri, dengan 8 kapasitas yang ada, melalui salah satu Travel Agent yg ada di Swiss," kata dia.

Di sisi lain, ungkapnya, terdapat 5 orang jamaah calon haji perempuan yang telah mendaftarkan haji sebelumnya melalui travel agent yang berbeda. Mereka berhasil mendapatkan visa haji.

Dengan demikian, total jumlah calon jemaah haji etnis Melayu (Indonesia dan Malaysia) yang akan berangkat melalui embarkarsi Swiss pada 22 Juni 2023 melalui Geneve Aeroport, Jenewa,  berjumlah 12 orang. Sementara 14 calon jamaah perempuan lainnya, belum mendapatkan kesempatan.

"Saya melihat mereka yang belum bisa berangkat tahun ini, memancarkan sifat tawakal dan ikhlas yang begitu besar. Bahkan yang terlibat banyak dalam mengurus perjalanan ini, belum mendapat kesempatan bisa berangkat. Tapi saya yakin, insya Allah pahalanya sama dengan yang bisa berangkat,“ ucapnya.

Baca Juga: Puluhan Calon Jemaah Haji Indonesia di Swiss Gagal Berangkat, Ternyata Ini Penyebabnya

Ustaz Aal juga mengungkap bahwa biaya perjalanan naik haji kali ini juga naik 100 persen. Tahun lalu berkisar antara USD 5000-USD 6000 sesuai paket, kini mencapai sekira USD 10.000. 

Kendati ada yang tertunda keberangkatannya, Ustaz Aal mengakui bahwa proses keberangkatan haji calon jemaah haji asal Swiss tahun ini tercatat lebih baik.

"Memang jumlah yang mendaftar sangat besar dibandingkan kapasitas kuota yang tersedia. Tercatat lebih dari 2.000 orang yang mendaftar, sementara yang mendapat kesempatan hanya berjumlah 394 orang saja,“ katanya.

Diberitakan Kompas TV sebelumnya, pada tahun 2022, puluhan calon jemaah haji indonesia di Swiss harus menelan pil pahit karena gagal berangkat ke Arab Saudi. Bahkan tak ada satu pun jemaah haji Indonesia di Swiss bisa berangkat.

Saat itu, Ustaz Aal mengatakan penyebab gagalnya puluhan calon jemaah haji tersebut karena perubahan sistem yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, yakni dengan menerapkan undian Motawif.

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU