> >

Gus Baha Jelaskan Ibadah Sunah yang Sengaja Dipaksakan, Hanya karena Tren Semata

Beranda islami | 2 Maret 2022, 17:29 WIB
Gus Baha jelaskan soal ibadah sunah yang dipaksakan karena tren semata, apa itu? (Sumber: kompas.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bahaudin Nursalim atau biasa disapa Gus Baha menjelaskan soal fenomena terkini terkait ibadah-ibadah atau perkara sunah yang sengaja dipaksakan, padahal sejatinya bukan sunah atau malah sekadar ikutan tren. 

Gus Baha mengawalinya lewat sebuah kisah sederhana dari Nabi Muhammad ketika beribadah.

“Nabi itu kalau pakai sorban sekenanya. Kalau yang ada selimut, ya pakai selimut. Makanya kalau di kitab Fathul Mu'in nada keterangan, salat itu disunahkan pakai selendang. Kalau tidak ketemu selendang, boleh pakai tali saja,” papar Gus Baha di youtube Santri Gayeng, KOMPAS TV sudah dapat izin mengutipnya.

Gus Baha lantas menjelaskan, kenapa sampai ada tali segala? Karena ulama zaman dulu itu ikhlas. Tidak peduli penampilan.

“Kalau sekarang, mana mau? Karena memang zaman dulu tidak ada yang memikirkan soal penampilan. Kalau sekarang kan malah aneh-aneh dengan kombinasi segala dipakai,” tambahnya.

Entah itu sunah atau tidak, lanjtu Gus Baha, itu hanya karena ada kesombongan dalam dirinya.

“Nabi itu biasa pakai selimut, saking sederhananya. Bahkan, kata Abdullah bin Mas’ud, dia pernah melihat Nabi salat pakai sekadar sarung yang dilekatkan atau dililitkan sampai leher, seperti itu biasa,” papar Gus Baha.

Pengasuh ponpes Alquran LP3IA Rembang itu lantas mengisahkan peristiwa itu. Ketika Abdullah bin Mas’ud pernah datang ke masjid dia bawa sorban lantas digantungkan.

Lalu, dia salat pakai dengan satu baju saja.

“Salat kok hanya pakai itu? Salah seorang bertanya dan bikin Abdullah bin Mas’ud marah-marah dan menjawab hal itu,’Kamu itu pakai sorban karena kamu sudah mampu beli atau memang karena sunah?” papar gus Baha.

Lantas Abdulah bin Mas’ud menjelaskan, ketika ia melihat Nabi Muhammad ia sering melihat beliau salat dengan satu setelan biasa dan diikatkan di leher.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU