> >

Gus Baha Jelaskan Kenapa Orang yang Suka Tidur Bisa Jadi Lebih Baik daripada yang Tahajud

Beranda islami | Diperbarui 21 September 2022, 21:50 WIB
KH Musthofa Aqil Siroj dan Gus Baha pada acara Haflah Tasyakur Khotmil Qur`an Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (10/9/2022) lalu. (Sumber: nu.or.id)

Pengasuh pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, Jawa Tengah, itu melanjutkan, ternyata Allah itu bisa tersanjung dengan sikap orang yang suka tidur tadi.

“Wah, Allah itu baik. Saya tinggal tidur sajalah,” canda Gus Baha.

Mereka yang gemar tidur, lanjut Gus Baha, merasa aman dari siksa. Ganjaran mereka pun bisa jadi sama dengan yang gemar tahajud yang hanya sekadar lari dari siksaan.

“Kamu (Yazid) tahajud hanya karena takut. Seolah Aku ini tukang siksa. Takut, terus tahajud,” kata Gus Baha.

Mufasir Alquran yang juga menerbitkan berjilid-jilid tafsir Alquran bertajuk Al-Qur’an dan Tafsirnya (UII Press) itu lantas melanjutkan, terkadang kita itu ibadah hanya melihat satu sisi dari Allah saja.

“Bahwa Tuhan itu kayak polisi, orang tua atau aparat yang ketat. Kalau tidak tahajud, disiksa. Tidak istigfar, tidak dimaafkan oleh Allah. Bukan seperti itu memandang Allah,” tambahnya.

Baca Juga: Benarkah Penduduk Surga Kebanyakan Orang Bodoh? Begini Penjelasan Gus Baha

Terkadang orang yang suka tidur, kata Gus Baha, merasa aman karena ia merasa Allah itu baik.

Kalau rajin mendirikan salat tahajud atau gemar beribadah tapi sombong dan melihat Allah hanya dari sisi menakutkan, itu bisa jadi masalah.

Lantas siapakah yang lebih baik di antara orang yang suka tahajud tapi melihat Allah dengan penuh ketakutan akan siksaan dan yang gemar tidur tapi melihat kebaikan Allah?

Gus Baha mengatakan, hanya Allah yang punya hak prerogatif untuk menentukan siapa yang kelak dimasukkan ke dalam surga-Nya.

“Kalau Allah menghendaki, kita bisa apa?” tutup Gus Baha.

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU