> >

Kakek Ini Tinggal di Gunung Bertahun-tahun, Ogah Ketemu Manusia

Beranda islami | 26 September 2021, 15:29 WIB
Gunung Merapi dilihat dari Bendungan Kendalsari atau Karangkendal, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. (Sumber: KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Suatu ketika, seorang alim bernama Abu Farwah as-Sa’ih sedang jalan-jalan di sebuah pegunungan, lalu tiba-tiba ia mendengar suara di balik gunung.

Ia membatin, pasti ada sesuatu di situ, di balik gunung itu. Ia lantas mencari sumber suara itu. Setapak demi setapak ia susuri gunung itu.

Lalu, ketika sudah dekat dengan sumber suara itu, orang alim itu pun berucap, ”Wahai Engkau yang menjadikanku merasa nyaman dan terhibur dengan mengingat-Mu, Yang menjadikanku merasa tidak nyaman dengan makhluk-Mu, dan yang ada untukku di saat bahagia, kasihanilah kesedihanku hari ini."

"Berilah hambamu ini makrifat kepada-Mu yang bisa membuat hamba kian dekat dengan-Mu. Wahai Dzat yang penuh keagungan, jadikanlah hamba hari ini sebagai salah satu kekasih-Mu yang bertakwa.”

Tak lama setelah membaca itu, Abu Farwah mendengar jeritan. Tapi ia tidak melihat siapa pun. Ia pun mencari sumber suara itu.

Baca Juga: Kisah Orang Alim yang Dilindungi Anjing Putih dari Langit

Akhirnya, ia menemukan seorang kekek tua tergeletak tidak sadar dengan pakaian yang sedikit terbuka. Abu Farwah menghampirinya dan merapikan pakaian orang tua itu.

Akhirnya, kakek itu pun siuman.

”Siapa dirimu? Semoga Allah merahmatimu, wahai orang alim,” tutur kakek itu.

“Saya dari bangsa manusia,” jawab Abu Farwah.

“Sekarang menjauhlah dariku, tinggalkan diriku sendiri. Karena, dari kalianlah (para manusia) saya lari menghindar,” tuturnya.

Lalu orang tua itu pun menangis dan pergi meninggalkan Abu Farwah.

Abu Farwah memahami, ternyata orang ini adalah orang saleh yang beribadah di gunung sendirian, selama puluhan tahun.

Ia juga sengaja menghindari manusia. Sebab ia tahu, manusia adalah sumber celaka dan bisa menjauhkannya dari ibadah kepada Allah.

“Semoga Allah merahmatimu, wahai orang tua. Aku minta tolong kepadamu, tunjukkanlah jalan kebaikan kepadaku,” pinta Abu Farwah.

“Di sana jalannya,” jawabnya sambil menunjuk ke atas dengan tangannya.

Kisah ini termaktub dalam kitab ‘uyun al-Hikayat Min Qashash wa Nawadir az-Zahidin karya Ibnul Jauzi.

Wallahu a’lam.

Baca Juga: Kisah Dua Pendaki yang Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan dalam Kondisi Nyaris Telanjang

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU