> >

Kisah Mimpi Thalhah bin Ubaidillah

Beranda islami | 11 Desember 2020, 21:56 WIB
Thalhah bin Ubaidillah, seorang sahabat nabi bermimpi dirinya menyaksikan derajat seseorang di dalam surga berbeda-beda antara satu dengan lainnya sesuai dengan amalannya ketika di dunia. (Foto Ilustrasi: Kristin Vogt, Pexels)

Sebagaimana diketahui bahwa seseorang masuk surga adalah karena rahmat Allah semata bukan pula karena sebab amalannya. Seperti disebutkan dalam hadist Jabir bin Abdillah radhiyallahu'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah." (HR.Muslim no.2817)

Demikian pula mengenai derajat-derajat yang diraih orang bertaqwa di surga kelak, berbeda-beda antara satu dengan lainnya sesuai dengan amalannya ketika di dunia.

Melalui sebuah hadist dari Ibnu Majah nomor 3915, Diriwayatkan mengenai tafsir mimpi dari seorang sahabat nabi  dari Quraisy yang bernama Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said atau yang dikenal dengan Thalhah bin Ubaidillah.

Thalhah menceritakan mengenai kisah dua pemuda yang pernah bertemu Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dan menyatakan keislamannya, hingga akhirnya mereka wafat.

Thalhah bin Ubaidillah berkisah..

Ada dua orang dari daerah Baliy datang ke Rasulullah..

Keduanya pun masuk Islam..

Namun yang pertama lebih bersungguh-sungguh dari yang kedua..

Suatu ketika yang pertama ikut perang dan mati syahid..

Sedangkan yang kedua hidup setelahnya setahun lalu meninggal..

Thalhah berkata..

Lalu aku bermimpi seakan aku berada di sisi pintu surga..

Kedua orang itu ada di sana..

Keluarlah seseorang dari surga..

Ia menyuruh yang kedua untuk masuk surga..

Setelah itu yang pertama baru diizinkan masuk surga..

Lalu dikatakan kepadaku: "Pulanglah, belum waktunya untukmu..

Di pagi harinya Thalhah menceritakan mimpinya ke orang-orang..

Mereka merasa heran..

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda..

Mengapa kalian heran?"

Mereka berkata: "Wahai Rasulullah..

Yang pertama lebih bersungguh-sungguh dan mati syahid..

Sedangkan yang kedua ternyata masuk surga dahulu ?"

Beliau bersabda: "Bukankah ia hidup setelahnya setahun?"

Bukankah ia mendapati Ramadhan dan sholat sekian banyak dalam setahun? Dalam riwayat ahmad: 1800 kali sholat..

Mereka berkata: "Benar."

Beliau bersabda: "Derajat keduanya sejauh langit dan bumi..

Dari kisah diatas kita tahu betapa mahalnya umur hidup seorang mukmin, maka dahulu ada seorang salaf mengatakan : "Sungguh, satu jam kamu hidup padanya yang kamu beristiqfar kepada Allah Subhanahu wa ta'ala lebih baik daripada kamu mati selama setahun."

 

Wallahu a’lam bish-shawab

Penulis : Agung-Pribadi

Sumber : Kompas TV


TERBARU