> >

Anies Tegaskan Masuk Jakarta Wajib Punya SIKM, Jika Tak Punya Siap-Siap Putar Balik

Berita daerah | 25 Mei 2020, 21:07 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020). (Sumber: KOMPAS.com/NURSITA SARI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperketat akses masyarakat yang ingin datang ke Jakarta.

Bagi masyarakat dari daerah yang ingin datang ke Jakarta wajib membawa surat izin keluar masuk (SIKM).

"Mereka yang tidak memiliki SIKM tidak diizinkan lewat. Persyaratan ini harus dipenuhi oleh masyarakat yang membutuhkan," ujar Anies dalam konferensi pers dalam siaran langsung You Tube BNPB Indonesia, Senin (25/5/2020).

Baca Juga: Arus Mudik 2020 Tinggi, Tercatat 465.582 Kendaraan Keluar Jakarta

Anies pun mengimbau masyarakat untuk mengurus jauh-jauh hari surat tersebut.

Bila tidak ada SIKM, percuma masyarakat tidak bisa masuk ke Jakarta dan harus putar balik alias kembali pulang ke daerah asal sesuai KTP.

"Ini alamatnya yaitu corona.jakarta.go.id. Di website ini Anda bisa mendapatkan informasi cara mendapatkan SIKM di antaranya adalah surat keterangan sehat yang harus diikuti dengan menggunakan tes," jelas Anies Baswedan.

"Bila anda berencana ke Jakarta dan tidak memiliki ketentuan-ketentuan yang disebutkan di sini, tidak memiliki hasil tes, maka tunda keberangkatannya," sambungnya.

Oleh sebab itu, Anies mengimbau dengan sangat agar masyarakat mematuhi aturan. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.

Peraturan tentang SIKM sendiri diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 47 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Berpergian Keluar dan Masuk Jakarta Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Larangan Mudik Lokal Antar Warga Jabodetabek Saat Lebaran di Tengah Pandemi

Khawatir Gelombang Kedua

Anies juga mengingatkan bahwa DKI Jakarta masih dihantui gelombang kedua pandemi virus corona atau Covid-19.

Terjadi atau tidaknya gelombang kedua pandemi ini, menurut Anies, bergantung pada kedisiplinan warga. Termasuk untuk tidak kembali ke Jakarta dari kampung halaman, apabila tidak memenuhi ketentuan.

Ia mengklaim, sejak Pemprov DKI Jakarta menerapkan penutupan berbagai tempat umum medio Maret lalu, angka kasus Covid-19 berangsur menurun hingga hari ini.

"Tapi, bila hari-hari ke depan angkanya meningkat karena kita mulai bebas dan bepergian, tidak disiplin menggunakan masker dan cuci tangan, ada potensi kita harus memperpanjang, seakan mengulang proses yang kita kerjakan kemarin," ungkap Anies dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Senin (25/5/2020).

Saat ini, Jakarta sedang memasuki fase perpanjangan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 4 Juni 2020.

Menurut Anies, perpanjangan ini yang sangat menentukan. Apabila angka kasus Covid-19 berhasil menurun di bawah angka 1 pada 4 Juni 2020 nanti, ada potensi Jakarta memasuki masa transisi menuju normal baru.

Baca Juga: Kekhawatiran Anies Jakarta akan Hadapi Gelombang Kedua Corona jika Warga Tak Disiplin

Masalahnya, fase genting ini berbarengan dengan kemungkinan arus mudik dan balik Idul Fitri.

Oleh karena itu, Anies menegaskan bahwa hanya beberapa orang yang memenuhi kriteria tertentu yang diizinkan masuk ke Jakarta.

"Yang diizinkan masuk ke Jakarta adalah mereka yang karena pekerjaannya mengharuskan berada di Jakarta, di (11) sektor yang diizinkan," kata dia.

"Ketentuan ini akan dilaksanakan bersama-sama. Kami merujuk Surat Edaran Nomor 4 Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, persyaratannya merujuk ke sana," imbuh Anies.

Baca Juga: Lebaran Hari Pertama, Jalur Pantura Sepi Pemudik!

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU