> >

Pengakuan Wanita yang Viral Ngaku Dirampok: Pikiran Sudah Buntu, Saya Takut Dimarahi

Berita daerah | 30 April 2020, 00:00 WIB
Suprihatin, warga Kasihan 2, Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, DI Yogyakarta. (Sumber: KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

KULON PROGO, KOMPAS TV - Suprihatin, warga Pedukuhan Kasihan 2, Kelurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta mengakui telah merekayasa kasus perampokan terhadap dirinya sendiri.

Hal tersebut dilakukannya karena ia merasa bingung mencari jalan keluar untuk mengganti uang Rp10 juta yang ia pinjam dari tabungan milik ibu-ibu PKK.

"Karena pikiran saya sudah buntu. Saya menyampaikan ke teman saya atas kekurangan ini, saya harus bagaimana, saya takut dimarahi," kata Suprihatin di Yogyakarta pada Rabu (29/4/2020).

Suprihatin menjelaskan, menjelang Lebaran 2020 dirinya mesti mencairkan tabungan milik ibu-ibu sekampung yang nilainya mencapai Rp35 juta.

Baca Juga: Maraknya Perampokan Minimarket, Polisi Lakukan Patroli

Dari total tersebut, Suprihatin baru mempunyai uang sebesar Rp25 juta. Masih ada kekurangan sebesar Rp10 juta. 

Untuk menggantinya, sebenarnya Suprihatin sudah mendapat pinjaman dari sebuah koperasi di Mendiro. 

Dari Rp10 juta yang ia pinjam, uang yang bisa dicairkan berjumlah Rp9,68 juta. Itu karena ada pemotongan untuk biaya administrasi.

Setelah mendapat pinjaman, alih-alih mencairkan uang tabungan milik warga, Suprihatin justru mendadak punya rencana lain atas uang yang dipinjamnya itu.

Ia lantas merekayasa sebuah kasus bahwa dirinya menjadi kroban perampokan oleh kawanan begal di Jalan Umum Pengkol, Kelurahan Gulurejo.

Baca Juga: Kawanan Perampok Beraksi di Tengah Pandemi Covid-19

Semula kasus perampokan yang ia rekayasa berjalan mulus. Warga yang melintas percaya dan menolongnya. Bahkan ada pula yang memfoto lalu mengunggahnya ke media sosial. 

Dari unggahan itu, Suprihatin banyak mendapat simpati dari warganet. Tak lupa, warganet pun mengutuk aksi perampokan yang belakangan ternyata fiktif itu. 

Namun, rekayasa perampokan tersebut akhirnya terbongkar setelah korban melapor ke Polsek Lendah. Kepada polisi, Suprihatin mengaku dirampok begal.

Polisi yang mendapat laporan tersebut langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi.

Polisi juga memeriksa Suprihatin dengan teknik wawancara. Dari hasil wawancara itu, Suprihatin ketahuan telah berpura-pura menjadi korban perampokan.

Lebih lanjut, Suprihatin mengaku telah melakoni pekerjaannya sejak tujuh tahun lalu. Setiap tahun, ia mengaku bisa mencairkan tabungan Idul Fitri untuk anggota Kawula Alit. 

Baca Juga: Viral Wanita Mengaku Dirampok Usai Cairkan Uang, Ceritanya Mengerikan Malah Dihujat Warganet

“Tidak pernah ada masalah selama tujuh tahun ini,” kata Suprihatin.

Suprihatin pun akhirnya meminta maaf atas rekayasa kasus ini via video yang tersebar di berbagai media sosial. Warga marah dan membully video pengakuan Suprihatin itu.

Sementara itu, Lurah Ngentakrejo, Sumardi, menuturkan penduduk desa kesal atas laporan palsu Suprihatin. 

Pasalnya, warga sedang dalam suasana siaga satu atau penuh waspada atas kasus pencurian yang menghantui desa. 

Dalam situasi penjagaan itu, salah seorang warga malah merekayasa kasus seolah habis dibegal di jalan umum Pedukuhan Pengkol, Kalurahan Gulurejo, Lendah.

Baca Juga: Minimarket Dirampok, Pegawai Sempat Disekap dan Ditodong

“Warga bahkan banyak yang datang ke rumahnya untuk memberi dukungan dan simpati. Tapi kenyataannya semua hanya rekayasa. Warga merasa dicemarkan,” kata Sumardi.

Menurut Sumardi, Suprihatin merupakan seorang ibu rumah tangga. Sehari-harinya momong anak. Selain itu, Suprihatin juga dikenal memiliki keterampilan membuat tas rajut. 

Warga juga mengenal Suprihatin sebagai anggota perkumpulan Kawula Alit yang bertugas di bagian simpan pinjam. 

Kelompok ini mengadakan tabungan hari raya yang baru bisa diambil menjelang Idul Fitri. Para angggota menabung harian hingga 2 mingguan. 

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU