> >

KKB Mendekat Kawasan Freeport, Ratusan Warga Ketakutan Minta Dievakuasi dari Tembagapura

Berita daerah | 6 Maret 2020, 19:22 WIB
Ketika warga yang sudah dievakuasi ke Markas Denkav 3 akan menaikin bus untuk diantar ke rumah keluarganya di Timika, Jumat (6/3/2020). (Sumber: KOMPAS.com/IRSUL PANCA ADITRA)

PAPUA, KOMPAS TV - Sebanyak 258 warga dari Kampung Banti 1, Banti 2, dan Opitawak, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, meminta dievakuasi ke Kota Timika, Jumat (6/3/2020).

Warga meminta dievakuasi lantaran kelompok kriminal bersenjata (KKB) dari berbagai wilayah di pegunungan Papua sudah berada di sekitar kampung mereka dan menebar teror dengan menembakin pos TNI dan Polri.

Aksi yang dilakukan KKB tersebut membuat warga tidak nyaman. Warga merasa keselamatannya terancam. Terlebih, kontak senjata antara KKB dan aparat TNI-Polri kerap terjadi 

Tak hanya itu, warga juga sudah mulai sulit mendapatkan kebutuhan sembako, dan layanan kesehatan.

Keputusan warga ini karena tidak menginginkan peristiwa November 2017 lalu kembali terjadi, yakni KKB sempat memasuki kampung mereka hingga akses keluar masuk kampung terputus.

Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L. Nainggolan mengatakan, warga yang meminta sendiri untuk dievakuasi, sehingga pihaknya hanya memfasilitas proses evakuasi ke Timika.

"Warga ketakutan karena kehadiran KKB dari luar Timika masuk ke perkampungan mereka," kata Pio.

Evakuasi warga pun dilakukan oleh aparat TNI-Polri menggunakan bus karyawan PT Freeport Indonesia, ke markas Detasemen Kavaleri (Denkav) Serigala 3 Ceta, di Jalan Agimuga. 

Warga yang dievakuasi ini mayoritas perempuan dan anak-anak. Selain itu, pada malam nanti, rencananya masih ada sekitar 400 warga yang akan dievakuasi. 

Menurut Pio, warga yang tiba di Denkav akan diterima TNI-Polri dan Pemkab Mimika. Kesehatan warga pun akan diperiksa.

Bagi yang sakit kemudian di rujuk ke rumah sakit. Sedangkan bagi mereka yang sehat difasilitasi ke rumah keluarga mereka masing-masing di Timika.

Menurut Pio, kontak senjata antara aparat TNI-Polri dengan KKB masih terjadi, namun intensitasnya sudah menurun jauh.

"Kontak senjata masih tapi intensitas sudah menurun jauh," ujar Pio.

Pio mengakui, ada beberapa perkampungan di Tembagapura tidak bisa dijangkau suplai logistik setelah KKB memutus akses jalan ke perkampungan.

Meski demikian, kata Pio, pihaknya akan mengupayakan bagaimana masyarakat yang masih berada di sana mendapat distribusi sembako dan pelayanan kesehatan.

"Kami akan upayakan distribusi sembako, dan pelayanan kesehatan bagi mereka yang bertahan disana," ujar Pio.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU