> >

Geger Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang, Kenapa Masyarakat Masih Percaya Keklenikan?

Jawa tengah dan diy | 5 April 2023, 12:28 WIB
Tersangka dukun pengganda uang Tohari (45) alias Mbah Slamet diminta menuunjukkan lokasi kuburan du lahan miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023). (Sumber: FADLAN MUKHTAR ZAIN)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Derajad Susilo Widhyarto mengatakan penipuan bermodus penggandaan uang, seperti dalam kasus dukun bernama Tohari alias Mbah Slamet alias Tohirin di Banjarnegara, Jawa Tengah terus berulang.

Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia masih memiliki kepercayaan terhadap hal yang berbau klenik. Menurutnya, kepercayaan itu menyebabkan sebagian warga percaya ada orang tertentu yang memiliki kekuatan untuk menggandakan uang tanpa bekerja.

"Masyarakat kita ini, kan, masyarakat klenik. Jadi, melihat itu (penggandaan uang) sebagai sebuah kebenaran. Maka, itu terjadi berulang-ulang. Begitu ada orang yang mengaku mampu menggandakan uang, pasti ada konsumennya," jelas Derajad, Selasa (4/4/2023) dikutip dari Harian Kompas.

Baca Juga: Polisi Temukan Jenazah Pasutri Diduga Korban Slamet Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara

Derajad juga menambahkan bahwa sifat tamak menjadi faktor lain yang mendorong orang untuk percaya terhadap dukun penggandaan uang.

Sifat itu mendorong sebagian orang ingin menjadi kaya tanpa bekerja keras, sehingga mereka akhirnya menjadi korban penipuan.

Untuk mengatasi masalah ini, Derajad menyarankan masyarakat untuk mengedepankan rasionalitas dalam mengambil tindakan.

Dengan berpikir rasional, masyarakat seharusnya menyadari bahwa uang tidak bisa digandakan dengan hal-hal berbau klenik.

Baca Juga: Fakta Mbah Slamet Bunuh 12 Pasiennya, Korban Dieksekusi saat Mengadakan Ritual Malam Hari

Hingga saat ini sebanyak 12 korban tewas ditemukan terkubur di lahan perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. 

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU