> >

Kronologi Polisi di Banten Tewas dengan Luka Tembak di Kamar, Ibunda Syok Saat Dengar Tembakan

Banten | 1 April 2023, 07:47 WIB
Ilustrasi polisi. Anggota Polda Banten, polisi berinisal Bripda DK (23) ditemukan tewas di rumah pribadinya di Komplek Griya Baladika Asri, Kota Serang, Banten, pada Jumat (31/3/2023). (Sumber: SHUTTERSTOCK)

BANTEN, KOMPAS.TV - Anggota Polda Banten, polisi berinisal Bripda DK (23) ditemukan tewas di rumah pribadinya di Komplek Griya Baladika Asri, Kota Serang, Banten, pada Jumat (31/3/2023).

Ia tewas ditemukan tewas dengan luka tembakan, serta senjata laras panjang berada di dekatnya. 

Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, menjelaskan soal anggotanya bernama Bripda DK itu.

Bripda DK diketahui adalah anggota polisi yang bertugas di Ditsamapta Polda Banten. Ia disebut tertembak senjata api milik inventaris dinas polisi.  

"Tewas karena tertembak senjata api yang merupakan inventaris dinas pada Jumat (31/3/2023) sekira pukul 05.30 WIB," kata Didik melalui siaran persnya, Jumat.

Didik menyebut, untuk kasus polisi tewas ini, penyidik lagi menelisik penyebabrnya dan otopsi usai olah Tempat Kejadian Perkara  (TKP).

“Indikasi awal dari TKP, korban meninggal karena bunuh diri,” jelasnya.

Baca Juga: Viral! Aksi Polisi di Sragen Gratiskan Bahan Material Pemakaman Warga

Kronologi Polisi Tewas di Banten

MA, ibunda dari Bripda DK mengisahkan bagaimana ia menemukan putranya bersimbah darah dan tewas di kamarnya.

Ketika sahur tiba pada Jumat (31/3/2023), sang ibu membangunkan Bripda DK, tapi ia hanya keluar dan minum air putih. Lalu, ia kembali ke kamar.

Lalu pukul 05.30, Ibunda kaget karena ada suara letusan, dikira berasal dari petasan.

Kemudian, sang Ibu coba mengecak kamar Bripda DK dan kaget melihat anaknya bersimbah darah di atas, sambil senjata laras panjang polisi berada di dekat tubuhnya.

Masih Syok, ia pun memanggil suami lalu melaporkan ke polisi. Tapi nyawa anaknya tidak tertolong.

 

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepolisian, korban dengan pangkat Brigadir dua (Bripda) itu pertama kali ditemukan oleh ibu kandungnya pukul 05.30 WIB.

Saat itu, ibu korban mendengar suara letusan seperti petasan sebanyak satu kali yang berasal dari dalam kamar anaknya.

Saat dicek ke dalam kamar, betapa kagetnya sang ibu, ia melihat anaknya telentang bersimbah darah di atas tempat tidurnya.

Baca Juga: Polisi Gagalkan Peredaran 400 Ribu Petasan di Cirebon Jawa Barat, dan Gerebek Lokasi Penjualan

Disclaimer:

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Layanan kesehatan jiwa atau berbagai alternatif layanan konseling, bisa diakses melalui website Into the Light Indonesia: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews


TERBARU