> >

Pengakuan Mantri Suntik Mati Kades: Niatnya Biar Lemas Pengen Saya Tonjokin, Tapi Malah Kejang

Banten | 29 Maret 2023, 07:51 WIB
Polisi saat mengamankan seorang pria berinisal SH (kedua dari kanan), SH berprofesi sebagai mantri diamankan diduga tekah membunuh Kades Curuggoong Salamunasir dengan cara menyuntikan cairan ketubuh korbannya. (Sumber: Dokumentasi Polisi via Kompas.com)

SERANG, KOMPAS.TV - Suhendi, tersangka pembunuhan akhirnya buka suara dan mengaku duduk perkara aksinya menyuntik mati Kepala Desa Curug Goong, Kabupaten Serang, Banten, bernama Salamunasir beberapa waktu lalu.

Suhendi mengaku awalnya hanya berniat menyuntikkan obat pelemas otot atau rocuranium ke tubuh korban Salamunasir. 

Hal itu ia lakukan agar korban lemas sehingga menimbulkan efek jera dan dirinya juga bisa dengan mudah memukulinya ketika berduel. 

"Biar orang tersebut (kades) lemas. Intinya saya mau kasih efek jera ke beliau. Karena saya badannya kecil dia badannya besar,” kata Suhendi di Mapolresta Serang Kota seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/3/2023).

Baca Juga: Sederet Fakta Kasus Mutilasi Koper Merah di Bogor: Perkenalan hingga Dipotong Pakai Mesin Gerinda

“Kalau kita sparing pasti saya kalah duluan. Makanya saya inisiatif menyuntikan obat tersebut bila mana sudah kena obat tersebut efek lemas biar bisa efek jera.”

Setelah korban lemas, lanjut Suhendi, dirinya akan memukulinya hingga babak belur. Hal tersebut ia lakukan karena kesal telah berani selingkuh dengan istrinya.

Namun, mantri atau perawat itu tidak menyangka efek dari cairan yang disuntikannya ke dalam tubuh korban Salamunasir ternyata menyebabkan kematian.

"Niatnya pengen nonjokin tapi efeknya lain diluar jangakaun saya," ujar Suhendi.

Baca Juga: Motif Mantri Bunuh Kades Akhirnya Terungkap, Polisi: Perselingkuhan Istri Tersangka dengan Korban

Tersangka Suhendi menambahkan, setelah korban disuntikkan rocuranium, efek yang timbul yakni korban bukannya lemas justru malah mengalami kejang, keringatan hingga tidak sadarkan diri.

Menurut Suhendi, dirinya hanya menyuntikkan dua cairan rocuronium atau pelemas otot dan diphenhydramine atau obat alergi ke tubuh korban. Adapun obat-obat tersebut didapat Suhendi dari tempatnya bekerja.

Saat korban mengalami kejang-kejang, Suhendi mengaku kaget sehingga dirinya meminta pertolongan kepada warga untuk membawa korban ke puskesmas guna mendapat perawatan. Namun, nyawa korban tidak tertolong.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU