> >

Ingin Ubah Kebiasaan Konsumsi Daging Anjing di Solo, Gibran: Tak Selaras dengan Branding Selama Ini

Peristiwa | 15 September 2022, 11:17 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan budaya atau kebiasaan mengonsumsi daging anjing di wilayahnya harus diubah. (Sumber: KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan budaya atau kebiasaan mengonsumsi daging anjing di wilayahnya harus diubah.

Menurutnya, kebiasaan tersebut, saat ini tidak selaras dengan citra atau branding Kota Solo yakni sebagai kota budaya yang modern.

Terlebih, kata dia, Solo juga tengah gencar mendorong event-event berskala nasional dan internasional diselenggarakan di kota Bengawan tersebut. 

"Ini branding Kota Solo sebagai kota budaya yang modern, apalagi (Solo) sering menjadi tuan rumah 'event' nasional dan internasional. Konsumsi daging anjing perlu dikaji lagi karena branding-nya kurang baik untuk Solo," kata Gibran seperti dikutip dari Antara, Kamis (15/9/2022).

Akan tetapi, Gibran belum mencanangkan kebijakan khusus untuk menghilangkan budaya mengonsumsi daging anjing di Solo.

Dia juga mengakui, hingga kini belum ada landasan hukumnya terkait larangan perdagangan daging anjing tersebut.

 

"Belum ada cantolannya, ini bukan masalah halal atau haramnya tapi lebih ke branding kota ke depan. Ini bukan sesuatu yang layak untuk dikonsumsi," ujarnya.

"Solo sekarang marketing-nya gencar, di sosial media, di mana pun. Untuk masalah konsumsi daging anjing ini tidak selaras dengan branding selama ini."

Untuk itu, pihaknya tengah mencari solusi yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Baca Juga: Didemo soal Perdagangan Daging Anjing, Gibran: Solusinya Apa? Kalau Tak Beri Solusi Sing Pusing Aku

Sementara terkait peraturan daerah (perda) terkait penjualan daging anjing ke DPRD setempat, Gibran mengaku pengajuan pengusulannya masih dalam pertimbangan.

"Nanti kami lihat dulu. Sudah kami diskusikan juga (dengan DPRD)," ujarnya.

Dia menekankan, satu hal yang perlu dipikirkan, adalah solusi untuk para pedagang daging anjing yang selama ini menjadikan usahanya sebagai mata pencaharian utama.

"Pelakunya mau dikemanakan, tidak segampang bilang nggak boleh. Perlu dipikirkan alternatif seperti apa dan tidak semudah 'jualan ayam saja'," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS Surakarta Sugeng Riyanto mengatakan terkait dengan perda daging anjing secara spesifik diserahkan kepada wali kota.

Pasalnya, kata dia, pihaknya sudah mengusulkan Perda untuk melarang konsumsi daging anjing di Solo. Namun, usulan tersebut kandas karena tidak dianggap sebagai prioritas.

"Kami sudah sampaikan pada periode lalu, di Bapemperda DPRD memang belum berhasil. Artinya, tampaknya regulasi itu penting namun ada aspek lain yang lebih penting," katanya.

Meski demikian, ia menyarankan jika ingin turis asing lebih betah berada di Solo agar pemda memahami kebiasaan mereka, salah satunya dari selera makan.

"Termasuk kalau kaitannya dengan masakan daging anjing kayak apa mereka," ucap Sugeng.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Bakal Bantu Daftar Haji Penjaga SD yang Uang Tabungannya Dimakan Rayap

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU