> >

Mengenal Tradisi Mubeng Beteng di Yogyakarta, Sarana Introspeksi Diri Saat Malam 1 Suro

Peristiwa | 29 Juli 2022, 07:19 WIB
Mubeng Beteng, tradisi budaya di Yogyakarta yang dilakukan setiap malam 1 suro sebagai sarana introspeksi (Sumber: kratonjogja.id)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV — Keraton Yogyakarta mengumumkan kembali meniadakan tradisi mubeng beteng dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa 1 Suro Ehe 1956 atau 1 Muharram 1444 Hijriyah tahun ini.

Peniadaan mubeng beteng ini bukan yang pertama, melainkan ketiga kalinya sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

"Pengumuman. Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng 1 Suro Ehe 1956 ditiadakan," bunyi informasi dalam akun Instagram resmi Keraton Jogja @kratonjogja, Kamis (28/7/2022).

Meski mubeng beteng ditiadakan, pihaknya memastikan akan tetap memperingati malam 1 suro dengan melaksanakan doa bersama dan macapatan di selasar Kagungan Dalem Bangsal Pancaniti, Kompleks Pelataran Kamandungan Lor (Keben), pada Jumat (29/7/2022) malam.

Selama kegiatan, pihaknya juga memastikan akan digelar dengan undangan terbatas serta mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Baca Juga: Resep Bubur Suro Khas Tahun Baru Islam 1 Muharram 2022 dan Cara Membuatnya

Lantas, apa itu tradisi mubeng beteng yang biasa digelar saat malam 1 suro di Keraton Yogyakarta?

Melansir laman resmi Keraton Yogyakarta, mubeng beteng merupakan lampah budaya sebagai sarana masyarakat melakukan introspeksi atas apa yang terjadi di tahun kemarin sembari memohon kepada Yang Maha Kuasa agar tahun mendatang lebih baik dari pada tahun kemarin.

Mubeng beteng di Yogyakarta, biasanya tak hanya dilakukan abdi dalem atau prajurit keraton, melainkan terbuka untuk masyarakat secara umum baik lokal hingga mancanegara.

Sebelum mubeng beteng dilakukan, malam 1 suro lebih dulu diawali dengan Macapatan pada pukul 21.00 di Bangsal Pancaniti, Pelataran Kamandhungan Lor Keraton Yogyakarta.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU