> >

Terungkap, Otak Penyerangan KKB yang Membunuh 11 Warga Sipil di Nduga Ternyata Pecatan TNI

Kriminal | 21 Juli 2022, 10:08 WIB
Proses evakuasi jenazah warga sipil yang menjadi korban kekejaman teroris KKB di Kabupaten Nduga, Papua oleh petugas gabungan TNI-Polri, Sabtu (16/7/2022). (Sumber: TribunPapua.com)

"Memang benar ada laporan bekas prajurit TNI ikut bergabung dengan KKB menyerang warga sipil hingga menewaskan 10 orang di Nogoloid, Sabtu (16/7)," kata Kombes Faizal melalui keterangannya yang dikutip pada Kamis (21/7/2022).

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan menyelidiki kasus penyerangan yang terjadi Kampung Nogolaid, Kabupaten Nduga.

Baca Juga: PGI Minta Pemerintah Buat Tim Investigasi Independen Usut Penyerangan KKB di Nduga Papua

“Kekerasan yang dilakukan KKB sudah menimbulkan korban jiwa. Dan tidak ada seorang pun yang boleh menghilangkan hak hidup orang. Untuk itu, Komnas HAM harus turun memastikan apakah ada pelanggaran HAM dalam peristiwa itu,” ujar Moeldoko.

Moeldoko menyampaikan pemerintah mengutuk keras aksi kejam KKB yang telah menewaskan sejumlah warga sipil tersebut.

Panglima TNI periode 2013-2015 ini menyebut, aksi KKB tersebut merupakan perbuatan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.

Sebelumnya diberitakan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil, di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga: Tangis Istri dan Anak Iringi Pemulangan Korban Penembakan KKB di Nduga ke Daerah Asal

Aksi keji ini menyebabkan 10 orang meninggal dunia beberapa di antaranya adalah tokoh agama. Selain itu, dua orang lainnya mengalami luka-luka.

Warga sipil yang meninggal yaitu Yulius Watu, Hubertus Goti, Daeng Marannu, Taufan Amir, Johan, Alex, Yuda Nurusingga, Nasjen, Mahmut Ismain, dan Eliaser Baner. Sedangkan yang luka-luka adalah Sudirman dan Hasdin.

Namun, pada Senin (17/7/2022) masyarakat menemukan korban dengan identitas Roy Manampiring yang jenazahnya baru dapat dipindah pada Rabu (20/7) ke Puskesmas Kenyam, Kabupaten Nduga.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU