> >

Tempe Biji Karet Lebih Awet dan Tak Kalah Bergizi dari Kedelai, Begini Cara Membuatnya

Kesehatan | 18 Maret 2022, 04:05 WIB
Tempe biji karet (Sumber: dok.humas UNY)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Tempe biasanya terbuat dari kedelai. Namun, sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menginisiasi pembuatan tempe dari biji karet di Sumatra Selatan.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Pejuang Muda itu mempraktikkan cara pembuatan tempe dari biji karet di hadapan masyarakat Desa Babat, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatra Selatan.

Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat.

Mereka adalah Tegar Ristianto dan Alifah Nur Aqrimah prodi Pendidikan Sejarah, Aji Nur Wijaksono prodi Pendidikan Fisika yang dibantu Mangara Klose Siahaan dari prodi Teknik Sipil Intitut Teknologi Sumatera, Gulfi Oktariani serta Nadya Lucyana prodi Sistem Komputer UNSRI.

Baca Juga: Pernah Coba Tempe yang Terbuat dari Kacang Koro? Asli dari Dusun Wintaos Gunungkidul DIY!

“Kami prihatin dengan kondisi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan sampingan setelah menyadap karet dan banyaknya biji karet yang belum dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan pangan,” ujar Tegar Ristianto, dalam siaran persnya, Kamis (17/3/2022).

Ia selama ini melihat biji karet yang jatuh dari pohon hanya dibiarkan begitu saja dan hanya sebagian yang digunakan sebagai bibit oleh petani. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk memberikan pandangan baru kepada masyarakat bahwa biji karet yang menjadi potensi besar di Desa Babat akan memiliki nilai jual lebih dengan mengolah menjadi tempe.

Sementara, Alifah Nur Aqrimah memaparkan biji karet mengandung 31,6 persen karbohidrat, 15,6 persen protein, 40,9 persen lemak dan sisanya adalah mineral dan asam sianida.

“Asam sianida ini harus dihilangkan dengan cara perendaman selama 24 jam dan perebusan selama 90 menit, asam sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap sehingga saat perendaman akan terbuang bersama air,” ucapnya.

Dalam proses perebusan, zat linamerase dan asam sianida akan terakumulasi. Keunggulan tempe dari biji karet adalah lebih lembut ketimbang tempe kedelai, tidak cepat menjadi busuk, dan dapat disimpan selama dua minggu di dalam lemari es.

Berikut cara buat tempe dari biji karet:

1. Siapkan 1 kilogram biji karet yang sudah dicuci bersih, buang kulit dengan cara memecahkannya.

2. Setelah terpisah ari kulitnya,  daging biji direndam selama 1 x 24 jam, lalu direbus selama 1 jam. Tiriskan dan biarkan hingga dingin.

3.  Setelah dingin air rebusan dan bakal daun yang terdapat dalam biji dibuang. Rendam kembali biji karet selama 3x24 jam lalu cuci dan dikukus kurang lebih 30 menit.

Baca Juga: Sempet Mogok Kerja, Pengerajin Tempe Tahu di Indramayu Kembali Produksi

4. Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisa di dalam panci dibuang, kemudian biji karet dipindahkan ke tampah dan diratakan tipis-tipis. Biarkan dingin sampai permukaan keping karet kering dan airnya menetes habis.

5. Setelah dingin, taburkan ragi tempe (Rhizopus oryzae) sebanyak dua gram sambil diaduk-aduk sampai rata. Penambahan ragi bertujuan mempercepat atau merangsang pertumbuhan jamur. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe.

6. Tempe dikemas sesuai dengan selera, dapat menggunakan plastik ataupun daun pisang. Plastik atau daun pisang yang telah berisi biji karet dilubangi dengan menggunakan jarum yang terbuat dari kayu ukuran kecil kira-kira 8-10 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.

7. Tempe disimpan di tempat yang tidak tertutup. Untuk menghindari pembusukan pada tempe karena suhu yang terlalu panas, usahakan di tempat yang terjadi sirkulasi udara. Tempe didiamkan kurang lebih selama 2 x 24 jam.

Baca Juga: Sebut Terus Merugi, Produsen Tahu dan Tempe di Polewali Mandar Terpaksa Gulung Tikar

8. Tempe biji karet siap diolah menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU