> >

Warga Wadas Sebut yang Setuju Tambang Andesit Bukan Asli Wadas

Peristiwa | 11 Februari 2022, 18:23 WIB
Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) menolak rencana penambangan batuan adesit di Desa Wadas, Purworejo, Jateng. (Sumber: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

"Delapan puluh (80) persen lebih menolak," ucapnya.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Tinjau Ulang Urgensi Proyek Bendungan Bener, Ini Alasan Akademisi Peduli Wadas

Kendati tidak seluruhnya sepaham, namun Julian menekankan bahwa tidak ada gesekan antarwarga seperti yang menjadi dalih aparat kepolisian saat mengepung Wadas pada 8-10 Februari lalu. 

Anggapan adanya gesekan antara yang pro dan kontra di Wadas, kata Julian, adalah sesuatu yang mengada-ada.

"Kami pertanyakan itu. Enggak ada track record warga bentrok dengan warga pro, itu tidak pernah. Itu alasan yang mengada-ada," terangnya.

Oleh karena itu, Julian sangat mengecam kedatangan aparat ke wilayah Desa Wadas yang justru malah menyebabkan terjadinya gesekan. 

"Apakah ada konflik atau gesekan sejak 2018, selalu kalau ricuh ini karena kedatangannya aparat, pasti itu dan mereka alasan adanya gesekan," tutur dia.

Untuk diketahui, warga Wadas yang menolak pembangunan tambang andesit telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan tanahnya dari tambang andesit, termasuk perundingan, audiensi dan lain-lain.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Desa Wadas yang berada di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kembali bergejolak. 

Puluhan warga Desa Wadas ditangkap oleh aparat kepolisian pada Selasa (8/2/2022).

Konflik ini dimulai dari tahun 2018 lalu saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerbitkan Izin Penetapan Lokasi (IPL) proyek strategis nasional pembangunan bendungan di Desa Wadas.

Tetapi, pada kenyataannya, IPL tersebut juga memuat rencana pemerintah menambang batu andesit di kawasan Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. 

Baca Juga: Warga Wadas Minta Pemerintah Cari Tempat Lain untuk Tambang Andesit, Memang Bisa? - ROSI

 

Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/kompas.com


TERBARU