> >

BNPB Sebut Banjir Bandang di Kota Batu Malang Gara-gara Ini

Peristiwa | 7 November 2021, 11:49 WIB
Tim SAR gabungan bersama relawan dan warga membersihkan endapan lumpur saat pencarian korban akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021). Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

MALANG, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membongkar penyebab terjadinya banjir bandang di Kota Batu Malang, Jawa Timur. Banjir bandang yang menerjang Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kamis (4/11/2021) itu setidaknya membuat tujuh orang meninggal dunia dan puluhan rumah serta fasilitas umum mengalami kerusakan.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan penyebab banjir bandang tersebut.

Menurutnya musibah itu disebabkan karena adanya bendung alam yang jebol di kawasan hulu.

"Bendung alam ini terjadi karena tanah longsor di dekat aliran sungai. Ketika ada hujan dengan intensitas tinggi, bendung alam tersebut tidak mampu menahan tekanan air. Akibatnya, banjir bandang terjadi. Banjir itu membawa material lumpur dan pohon yang ikut dalam longsoran," kata Abdul, Sabtu (6/11/2021) seperti dikutip dari Tribunnews.

Muhari mejelaskan hasil itu didapat setelah BNPB meninjau kawasan hulu menggunakan helikopter.

"Terlihat ada sejumlah titik longsor di tebing-tebing yang berada di dekat aliran sungai," ungkapnya.

Baca juga: Wali Kota Batu Bersyukur Seluruh Korban Banjir Bandang yang Hilang Sudah Ditemukan

Ia melanjutkan bahwa kawasan perbukitan yang rawan longsor tersebut masuk kategori risiko menengah tingkat tinggi.

"Di bawah alur lembah sungai ada aliran air. Sisi tebing tidak dilindungi tumbuhan yang terlalu rapat dan memiliki akar kuat," kata dia.

"Pada saat hujan tinggi, terjadi longsor kecil dan menjadi bendung alam di aliran sungai tadi. Ini adalah salah satu spot yang kami cermati dari udara," ujarnya.

Kondisi di hilir yang banyak terdapat kebun musiman semakin memperparah banjir.

Pasalnya, tumbuhan kebun tidak cukup kuat untuk membendung banjir.

Penulis : Baitur Rohman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU