> >

Muncul Klaster Covid-19 di Sekolah, Anggota DPRD: Stop Dulu PTM, Hentikan Semuanya

Update corona | 23 September 2021, 10:47 WIB
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. (Sumber: Tribunnews.com/Ist)

SEMARANG, KOMPAS.TV - Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah (Jateng) Yudi Indras Wiendarto menyoroti sejumlah kasus Covid-19 di tengah kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayah Jateng.

Yudi menilai, munculnya klaster Covid-19 baru di beberapa sekolah semestinya dapat disikapi secara serius oleh pemerintah daerah.

Baca Juga: 90 Siswa SMPN 4 Mrebet Purbalingga Positif Covid-19, Dinas Kesehatan Ungkap Dugaan Penyebabnya

Menurut dia, tidak boleh ada egoisme sektoral di masa pandemi Covid-19. Sebab, kata Yudi, satu sektor bermasalah akan berkaitan dengan sektor lainnya.

"Pendidikan merupakan hal yang penting. Tapi di saat pandemi seperti ini, perhatikan sektor kesehatan dan ekonomi. Itu juga urgen," kata Yudi dikutip dari Kompas.com pada Kamis (23/9/2021).

Yudi mengaku sebelum PTM digelar, pihaknya sudah mengingatkan kepada dinas pendidikan setempat agar tak sembrono dalam menerapkan kebijakan PTM tersebut.

Baca Juga: Ratusan Siswa Diketahui Positif Covid-19 saat Kegiatan Belajar Tatap Muka di Jakarta dan Jawa Tengah

Lalu, ketika muncul klaster Covid-19 baru di sejumlah sekolah, ia meminta agar kegiatan PTM dihentikan dulu semuanya.

"Stop dulu PTM, kesiapan sekolah dievaluasi. Kalau memang klaster besar maka PTM di wilayah tersebut hendaknya dihentikan dulu semuanya," ucap Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.

Selanjutnya, kata dia, siswa diminta kembali belajar secara online dan guru atau tenaga pendidik mesti meningkatkan kemampuan guna memberikan materi dengan kreatif.

Baca Juga: 151 Siswa Positif Covid, PTM di Purbalingga Dibatalkan

Yudi khawatir, kasus Covid-19 di Jateng yang sudah mulai landai justru akan kembali karena ada PTM di sekolah yang belum siap melaksanakannya.

Untuk itu, sekolah diminta melaksanakan PTM lebih ketat dengan vaksinasi sebagai syarat bagi siswa yang telah memenuhi ketentuan, guru maupun keluarga para siswa.

"Misalnya, siswanya sudah (vaksin), guru sudah, kalau orangtuanya atau kakek nenek yang tinggal serumah belum vaksin kan ya sama saja membahayakan. Hal-hal inilah yang mesti juga dipikirkan," ujar Yudi.

Baca Juga: Dua Sekolah di Purbalingga Jadi Klaster Covid-19, Puluhan Siswa Terpapar

Karena sebab itu, pihaknya terus mendorong percepatan vaksinasi yang dilakukan oleh Pemprov Jateng maupun pemerintah kabupaten dan kota.

Sebab, menurutnya saat ini tingkat vaksinasi di Jateng masih rendah dan juga belum merata.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 ditemukan di sejumlah sekolah di Jateng mulai dari Jepara, Blora, Kota Semarang hingga Purbalingga.

Baca Juga: Dua Sekolah di Purbalingga Jadi Klaster Covid-19, Puluhan Siswa Terpapar

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.com


TERBARU