> >

BMKG: Sejumlah Wilayah di Jawa Timur Alami Kekeringan Ekstrem

Peristiwa | 3 September 2021, 08:05 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim) mengalami kekeringan ekstrem. (Sumber: Tribunnews.com)

MALANG, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim) mengalami kekeringan ekstrem.

Adapun wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem meliputi Nganjuk, Kediri, Madiun, Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep.

"Beberapa justru mendapat peringatan dini kekeringan meteorologis kategori awas. Di wilayah Surabaya, Bondowoso Situbondo, Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep," kata Kepala Stasiun Klimatologi Malang Anung Suprayitno, Kamis (2/9/2021).

Kendati demikian, kata Anung disejumlah wilayah akan mengalami hujan lebih awal.

Hal ini lantaran disejumlah wilayah masih dijumpai hujan dalam musim kemarau yang sudah berlangsung sejak April lalu.

Lebih lanjut, kondisi ini mengakibatkan suhu laut menjadi hangat yang kemudian berdampak pada munculnya Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial yang berpotensi pada penambahan uap air pada musim kemarau 2021.

Baca Juga: BNPB Sebut Sejumlah Daerah Perlu Bersiap Hadapi Bencana Kekeringan, Mana Saja?

Anung mengatakan, musim hujan diperkirakan akan terjadi di 46,7 persen wilayah Jatim pada Oktober, sedangkan 48,3 persen di wilayah Jatim memasuki musim hujan pada November.

Sementara itu, 55 persen wilayah Jatim diprediksi akan mengalami musim hujan lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, 33.3 persennya sama.

"Dibanding tahun-tahun sebelumnya curah hujan di musim hujan 2021-2022 kami prakiraan normal hingga atas normal," jelasnya.

Anung menyebut bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Februari. Semua pihak pun diminta mewaspadainya karena berpotensi menimbulkan banjir bandang, longsor, sedimentasi waduk.

"BMKG merekomendasikan agar pemerintah daerah maupun stakeholder untuk bisa meningkatkan kerjasama antar daerah agar bisa mengurangi risiko bencana iklim batas kabupaten dan provinsi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan sejumlah daerah untuk bersiap menghadapi bencana kekeringan metereologis pada September hingga November 2021.

Sejumlah daerah di Indonesia yang diprediksi akan menghadapi kekeringan, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Jawa Timur.

Menurut Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi wilayah tersebut perlu mengantisipasi kekurangan persediaan air.

Baca Juga: Hadapi Bencana Kekeringan, BNPB Bagikan Langkah Kesiapsiagaan untuk Pemerintah Daerah

"Potensi bahaya yang perlu diantisipasi yaitu berkurangnya persediaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, kebakaran semak, hutan, lahan dan pemukiman," kata Prasinta Dewi dalam keterangan resmi, Rabu (1/9/2021).

Prasinta menjelaskan peringatan dini hingga langkah kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan meteorologis sudah dituangkan melalui surat nomor B-121/BNPB/DII/BP.03.02/08/2021.

Hal ini didukung dengan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai adanya indikasi potensi kekeringan hidrometeorologis hingga dua dasarian ke depan.

Salah satu yang perlu dilakukan, yaitu edukasi kepada masyarakat untuk mulai menghemat penggunaan air bersih hingga melakukan budidaya pertanian yang tidak membutuhkan air.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU