> >

BMKG Minta Warga NTT Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba

Peristiwa | 2 September 2021, 16:09 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem. (Sumber: Pixabay)

KUPANG, KOMPAS.TV - Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmattulloh Adji mengimbau warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang terjadi di masa pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan di wilayah tersebut.

Adji mengatakan, dampak cuaca ekstrem seperti hujan lebat, hujan es, atau hujan disertai kilat dan petir atau angin puting beliung yang biasa terjadi di masa-masa peralihan musim atau pancaroba.

Ia menjelaskan dari total 23 zona musim (zom) di NTT, sebanyak 4,3 persen zom mengalami awal musim hujan pada Oktober 2021.

Selain itu sebanyak 65,3 persen zom mengalami musim hujan pada November dan 30,4 persen zom pada Desember.

"Jadi, masa memasuki musim hujan di wilayah NTT tidak sama semuanya seperti pada tahun-tahun sebelumnya," kata Rahmattulloh Adji dalam kegiatan rilis prakiraan musim hujan 2021/2022, Kupang, Kamis (2/9/2021).

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 2 September 2021: Hujan Merata di Kalimantan, Sumatera, hingga Sulawesi

Sebelumnya, BMKG memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi menyusul prediksi musim hujan yang datang lebih awal dari biasanya pada tahun 2021.

“Perlu menjadi perhatian bersama, terutama di wilayah-wilayah rawan banjir, tanah longsor dan tanah bergerak seiring intensitas curah hujan yang akan terus semakin meninggi,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati beberapa waktu lalu.

Dwikorita menyebutkan sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya

Di antaranya sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan dan Papua bagian selatan.

Untuk itu, BMKG mengimbau pemerintah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai, mengantisipasi dan melakukan aksi mitigasi lebih awal guna menghindari dan mengurangi risiko bencana.

Penulis : Hedi Basri Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU