> >

3 Alasan Harga Bawang Merah di Bantul Anjlok

Berita daerah | 17 Agustus 2021, 17:18 WIB
Pekerja memilah bawang merah di gudang penyimpanan di Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (5/6/2021). (Sumber: Kompas.id/Bahana Patria Gupta)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Petani di Bantul tidak bisa tersenyum lega pada musim panen bawang merah kali ini. Harga bawang merah anjlok sampai Rp 10.000 per kilogram di tingkat pedagang.

Ada sejumlah alasan yang mendasari anjloknya harga bawang merah di Bantul. Pertama, petani menanam bawang merah di lahan pasir kawasan Pantai Samas.

"Kualitas panen di lahan pasir tidak sebagus ketika ditanam di lahan tanah, bobotnya berkurang banyak ketika dikeringkan," ujar Abdul Mukid, salah satu pedagang di Srigading, Sanden, Bantul, Senin (16/8/2021).

Harga bawang merah lahan pasir turun drastis hingga 100 persen. Pada dua pekan lalu, harganya masih di atas Rp 20.000 per kilogram.

Baca Juga: Dinas Pertanian Berencana Membuat Koperasi Untuk Petani, Bisa Tentukan Harga Bawang Merah Sendiri

Selain ditanam di lahan pasir, alasan lain harga bawang merah di Bantul anjlok adalah panen raya di Jawa Timur. Akibatnya, stok melimpah tetapi serapan pasar minim karena penerapan PPKM level 4 Jawa dan Bali. 

Menurut Mukid, orang dilarang menggelar hajatan, pembatasan operasional restorang dan tempat makan ikut mempengaruhi permintaan bawang merah.

"Seperti hukum ekonomi, suplai banyak maka permintaan turun," ucapnya.

Kondisi ini juga diperburuk dengan serangan hama ulat yang melanda tanaman bawang merah di Bantul. Petani harus berupaya memanen lebih dini supaya serangan hama ulat tidak meluas.

Baca Juga: Tak Ada Jejaring Kerja Sama Antar Petani, Petani Bawang Merah Hadapi Persoalan Besar

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU