> >

Kronologi Keracunan Massal di Lapas Wanita Bali, dari Oplos Minuman Rasa Jeruk dengan Disinfektan

Peristiwa | 13 Juni 2021, 16:10 WIB
Ilustrasi jenazah napi wanita yang meninggal setelah mengkonsumi minuman rasa jeruk dengan cairan disinfektan di Lapas Wanita di Kerobokan Bali. (Sumber: SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

BALI, KOMPAS.TV- Aksi nekat dilakukan puluhan narapidana (napi) wanita di Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung Bali. Mereka nekat mencampur minuman rasa jeruk dengan cairan disinfektan yang akibatnya terjadilah keracunan massal.

Bahkan dipastikan satu napi wanita meninggal dunia ditambah sekitar 20 napi wanita lainnya harus dilarikan ke rumah sakit karena keracunan.

Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Kelas II A Kerobokan, Lili membenarkan kejadian ini dan menerangkan kronologis kejadiannya.

"Bermula hari Kamis (10/6/2021) pagi kemarin beberapa WBP (warga binaan pemasyarakatan) ke klinik menyampaikan sakit perut. Dokter lapas menyampaikan ke kami ada WBP mengeluh sakit perut dan muntah-muntah. Dokter lapas pun curiga,” papar Lili, seperti dikutip dari Tribunnews, Minggu (13/6/2021).

Baca Juga: 21 Napi Wanita di Bali Keracunan Usai Minum Disinfektan Campur Bubuk Sari Buah Jeruk

Setelah itu, pada pukul 13.00, ada lagi beberapa WBP kembali ke dokter.

“Mereka mengaku minum disinfektan dicampur dengan sari buah rasa jeruk," ungkapnya, Jumat (11/6/2021).

Mendengar pengakuan itu, pihaknya pun langsung mengambil tindakan, membawa para WBP itu ke RS Sanglah untuk mendapat perawatan.

"Awalnya ada 4 orang yang kami bawa ke Rumah Sakit Sanglah. Kami bawa sekitar jam 13.15 Wita untuk cepat ditindaklanjuti. Malam harinya, dari 4 orang itu, 2 kondisinya menurun, kritis dan tadi jam 5 subuh, 1 orang meninggal," terang Lili.

Dengan adanya 1 orang yang meninggal, para WBP yang di lapas pun resah dan akhirnya mengaku ikut minum cairan oplosan itu. Berselang kemudian, beberapa WBP pun mulai mengeluh sesak nafas.

Baca Juga: Napi Wanita di Malang Jahit Bendera Sepanjang 120 Meter

"Jumat jam 4 pagi ada 4 orang WBP mengeluh dan kami langsung bawa ke RS Sanglah. Setelah itu kami ke blok menanyakan apakah ada dari mereka yang sakit lagi. Ternyata ada lagi yang mengeluh sesak nafas, mereka mengaku ikut minum oplosan yang diberikan warga binaan lainnya. Ada 11 orang yang kami bawa ke rumah sakit," jelasnya.

Tak berhenti sampai di sana, petugas lapas terus melakukan pengecekan dan menanyakan kembali WBP lainnya. Benar saja, ada lagi warga binaan yang kembali mengeluh sesak nafas.

"Berlanjut kami terus tanya ke warga binaan, apakah masih ada yang ikut minum. Ternyata jam 10.45 pagi, ada lagi yang mengeluh dadanya panas. Kami bawa lagi ke RS Sanglah. Jadi total ada 21 warga binaan yang kami bawa ke RS Sanglah, dan 1 yang meninggal pagi tadi," tutur Lili.

Sementara untuk napi wanita yang meninggal, Lili menyebut berinsial RT dari Jakarta berusia 25 tahun.

“Kasusnya narkotika, dia dipidana 5 tahun penjara, dan sudah menjalani penahanan 2 tahun. Kami juga sudah informasi ke pihak keluarga," imbuh Lili.

Baca Juga: Petugas Gabungan BNN Razia Narkoba di Lapas Wanita

Lebih lanjut dari kejadian ini, Lili bersama petugas lapas lainnya pun mencari tahu alasan para WBP mengkonsumsi cairan disinfektan oplosan itu.

"Saya tanya ke mereka kenapa minum cairan ini. Mereka mengaku, karena saat hidup diluar lapas sudah terbiasa minum. Sementara di lapas ini bersih dari narkoba. Jadi mereka diduga dengan segala cara bagaimana biar bisa mabuk dan berpesta. Mereka tidak menyangka yang mereka minum itu disinfektan. Dipikirnya mungkin alkohol," jelasnya lagi.

Dari pengakuan para WBP, lanjutnya, ternyata mereka mengkonsumsi cairan oplosan itu sejak hari Selasa dan Rabu.

Baca Juga: WBP  Lapas Narkotika Sungguminasa Dilatih Jadi Penghapal Al Quran

"Mereka minumnya ada yang hari Selasa, ada juga hari Rabu. Reaksinya itu baru dirasakan pada Kamis pagi. Kami pun kaget, ini ada apa. Mereka yang dirawat ini menghuni di 3 blok dan semuanya WNI. 21 orang ini napi narkotik. Rata-rata usai masih muda," paparnya.

Saat ini pihaknya masih terus memantau kondisi para WBP yang dirawat. Pula nantinya Lili mengatakan, nanti akan melakukan pemeriksaan setelah para WBP itu kembali sehat.

"Siapa yang mengoplos belum kami periksa. Ada 1 orang yang diduga mengoplos kondisi masih kritis di rumah sakit. Dari semalam saya terus mengontrol kondisi mereka yang dirawat. Nanti akan kami cek lagi ke rumah sakit perkembangan kondisi mereka yang dirawat. Karena mereka masih dirawat jadi belum kami lakukan pemeriksaan," tandas Lili.

Penulis : Gading Persada Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU