> >

Gunung Sinabung Kembali Erupsi

Peristiwa | 7 Juni 2021, 19:40 WIB
Abu vulkanis hasil letusan Sinabung beterbangan di jalan di Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu (3/3/2021). (Sumber: Kompas.id/NIKSON SINAGA)

KABANJAHE, KOMPAS.TV – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi. Erupsi tersebut melontarkan kerikil dan pasir yang kemudian menumpuk di jalan hingga atap rumah. Petugas kini berfokus membersihkan tumpukan material erupsi.

”Aktivitas masyarakat sempat terganggu karena paparan abu vulkanis. Saat ini kami sedang membersihkan tumpukan abu, kerikil, dan pasir di jalan serta tempat-tempat keramaian,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanael Peranginangin, Senin (7/6/2021), dilansir dari Kompas.id.

Diketahui, Gunung Sinabung erupsi pada Minggu (6/6/2021) pukul 23.50, tetapi tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut. Angin diperkirakan berembus ke arah utara dan timur laut.

Dampak paparan abu paling besar terjadi di Desa Kuta Rayat, Kuta Gugung, Kuta Mbelin, dan Sigarang-Garang.

Natanael mengatakan, sejak Senin pagi, petugas gabungan langsung turun ke lokasi membersihkan dampak abu vulkanis. Mereka menurunkan sejumlah mobil pemadam kebakaran dan kendaraan taktis meriam air milik Kepolisian Resor Karo. Petugas pun menyiram jalan untuk membersihkan tumpukan abu vulkanis.

Baca Juga: Gunung Merapi Alami Dua Kali Erupsi Disertai Awan Panas Guguran

Tumpukan abu di jalan sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Setiap kendaraan melintas, abu beterbangan.

Tak hanya itu, abu, pasir, dan kerikil juga menumpuk di atap rumah warga. ”Warga pun langsung membersihkan atap rumahnya. Kalau hujan turun, tumpukan abu bisa menjadi lumpur dan membuat atap roboh,” terang Natanael.

Sementara itu, pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, aktivitas gunung api berstatus Siaga (level III) itu masih cukup tinggi dalam beberapa bulan ini. Sinabung sudah beberapa kali erupsi dengan mengeluarkan abu dan awan panas guguran. Aktivitas kegempaan Sinabung juga masih sangat tinggi.

”Karena itu, kami selalu meminta warga tidak memasuki zona merah letusan Sinabung. Letusan besar dan awan panas guguran bisa terjadi sewaktu-waktu,” kata Armen.

Armen mengingatkan, zona merah Sinabung, yakni radius 3 kilometer dari puncak, khusus sektor selatan-timur 5 kilometer, dan timur-utara 4 kilometer. Semua jalan masuk menuju zona merah itu pun sudah diberi tanda peringatan dilarang masuk.

Armen pun mengimbau masyarakat selalu memakai masker untuk mengurangi dampak abu vulkanis terhadap kesehatan. Masyarakat juga diminta mengamankan sumber air bersih agar tidak terpapar abu vulkanis.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Masyarakat Sekitar Gunung Sinabung Diminta Waspada Banjir Lahar Dingin

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU