Kapasitas Ruang Perawatan Pasien Covid-19 di Kota Surakarta Mencapai 75 Persen
Update corona | 2 Juni 2021, 10:48 WIBSURAKARTA, KOMPAS.TV – Ruang perawatan intensif untuk pasien Covid-19 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, terisi hingga 75 persen. Sebagian besar pasien yang mengisi justru berasal dari luar kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyampaikan, total tempat tidur di ruang perawatan intensif untuk pasien Covid-19 berjumlah sekitar 100 unit dari 19 rumah sakit rujukan.
Dari jumlah tersebut, 75 persen sudah terisi. Lebih dari 60 persen pasien justru bukan berasal dari Kota Surakarta, melainkan kabupaten-kabupaten tetangga.
”Warga dari luar Kota Surakarta jumlahnya lebih banyak. Sekitar dua pertiga dari total ranjang yang tersedia untuk ICU (intensice care unit/ruang perawatan intensif) Covid-19,” kata Wahyuningsih di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021), dikutip dari Kompas.id.
Wahyuningsih menjelaskan, angka keterisian sebesar 75 persen sudah bertahan selama tiga hari terakhir. Padahal, sekitar dua pekan lalu, keterisian ruang perawatan intensif Covid-19 sekitar 50 persen. Sementara pada Februari hingga April, angka keterisian ruang ICU bahkan hanya 20 persen.
Baca Juga: Pusat Perbelanjaan Tetap Dibuka, Pemkot Surakarta Akan Awasi Ketat
Peningkatan keterisian ruang perawatan tersebut disebabkan kenaikan jumlah pasien Covid-19 yang bergejala sedang hingga berat. Peningkatan penularan diduga akibat aktivitas masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran, yang tidak mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
”Kota Surakarta ini menjadi rujukan bagi regional. Selain itu, RSUD Dr Moewardi (di Kota Surakarta) juga termasuk rumah sakit kelas A sehingga jadi rujukan atau terminal akhir bagi pasien-pasien yang kondisinya kompleks,” kata Wahyuningsih.
Untuk itu, Wahyuningsih berharap rumah sakit rujukan Covid-19 di kabupaten tetangga ikut meningkatkan pelayanannya. Dengan begitu, pasien bisa ditangani di daerah masing-masing.
”Mari sama-sama menguatkan layanan. Tidak bisa hanya di Kota Surakarta saja. Semua kabupaten harus ikut meningkatkan dan bisa memperkirakan kebutuhannya,” katanya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV